Embraced (Chapter 9)

wpid-1478970_10200394658464005_479702847_n.jpg

Title                       : Embraced

Cast                       : Jessica Jung ; Kris Wu ; Lu Han

Genre                   : Romance , Drama , School Life

Rating                   : PG-17

Length                  : Chapter

Poster                   : @FJart

Author Note      : This is surely my idea. All of the casts belongs to the God, their family and their agency. I just own the story. Don’t be plagiator. Show your support by Like and Comment in the end of reading. Thanks for the reader who always support my Fanfiction

Summary             : When you hoping all of this shit just in your dream, but in the fact you should face it. You can’t change the rule. This is your way. Will you still hope to move?

Flawless Jung Present

a new series Fanfiction

EMBRACED

Author POV

Hangeng meletakkan segelas kopi yang telah kosong keatas meja lalu menatap Seohyun yang sedang menatapnya.

“ini bisnis. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan Victoria. Tapi jika dengan alasan ini bisnisku bisa tercapai, kenapa tidak? Anak itu tidak akan mau jika diminta baik-baik. Kau tau itu”

Seohyun terdiam. Benar kata Hangeng, Kris pasti akan menolak keras ajang perjodohan ini. Jika bukan karena bayang-bayang akan bertemu Victoria, Seohyun rasa Kris tidak akan pernah menerima perjodohan tidak masuk akal ini.

Tidak ada pembicaraan setelah itu Karena Hangeng Wu beranjak keluar kamar, meninggalkan sang istri sendiri. Seohyun menatap kecermin, melihat pantulannya. Sebagai istri dan ibu, ini pilihan yang sulit. Antara Hangeng dan Luhan, ia menginginkan kebahagiaan bagi kedua orang terpenting dihidupnya.

Hari kesekian setelah pesta ulang tahun Tiffany , perjalanan hidup seorang Kris Wu, calon pewaris teatas dari Hangeng Wu biasa saja . Tak sedikit yang merasa iri padanya. Tampan, berbakat, pintar, dan pastinya kaya raya. Siapapun juga pasti berharap pada perjalanan hidupnya yang serba berlebihan.

Kris, pemuda itu tampak keluar dari sebuah koridor dari area tempat perkuliahannya. Seperti biasa, Chanyeol selalu berada disampingnya. Sungguh dua kepribadian yang kontras. Yang satu ceria di setiap kondisi dan keadaan, dan yang satunya lagi bagai mati rasa. Mereka seperti saling mengisi satu dan yang lainnya.

“Kris, kau dan adik tirimu..maksudku dengan Luhan. Apa kalian tidak akur?” Tanya pemuda bergigi rapi itu.

“kami sangat akur.”

“jinja?” Tanya Chanyeol lagi. Tidak bisa dipungkiri, ia sedikit terkejut, karena setaunya, Kris dan Luhan jarang berbicara satu sama lain. Apa yang bisa di katakana akur?

“nde. Bahkan kami berbagi wanita” jawab Kris santai dengan wajah datarnya.

“m.mwo? astaga. Kau harus tobat Kris. Luhan juga. Kupikir kalian sudah gila. Bagaimana bisa-..oh Tuhan.” Cerocos Chanyeol. Pemuda itu sibuk menceramahi Kris, dan Kris memutuskan untuk menyumpal telinganya dengan headseat yang selalu ia bawa.

“berhentilah mengomel seperti ibu-ibu Chanyeol-ah..” kata Kris tanpa melihat kearahnya. Mata Chanyeol terbuka lebar, ia hendak membalas perkataan Kris, tapi otaknya bagai disengat sesuatu. Sebuah pertanyaan yang tak pernah ingin Kris dengar meluncur dari bibirnya.

“oh ya, bagaimana kabar omonim? Apa ia baik-baik saja? Kau sudah bertemu dengannya?”

Kris sejenak mematung. Ia berhent melangkah dan memutar kepalanya menghadap kearah Chanyeol. Sebuah senyum terukir diwajahnya. Chanyeol yang melihatnya merasa sedikit aneh, karena baginya itu bukan senyuman tapi sengiran. Entahlah.

“segera. Apa kau ingin kirim salam pada ibuku?” balas Kris yang setik kemudian langsung berlalu dari hadapan Chanyeol. Chanyeol yang melihat teman sebangkunya pergi tiba-tiba langsung mengejarnya.

“hei KRIS! Apa kau marah?”

“unnie~ kau akan segera menikah dan aku akan berada sendiri di apartmen ini.” Seorang gadis memeluk lututnya dengan cemberut diatas sofa merah kesayangannya. Seharian ini kerjanya hanya mempermasalahkan tentang kehidupannya dimasa depan tanpa sang kakak, Jung Jessica.

“berhentilah Jung SooJung. Aku hanya menikah, hanya pindah rumah. Kau bisa menemuiku dirumah baruku nanti. Kau bisa menginap jika ingin.” Jelas Jessica sambil membawakan dua gelas susu coklat hangat.

Ia memberikan segelas pada Krystal lalu segelasnya lagi ia hirup wanginya. Jessica meniup-niup sebentar pada isi gelasnya, berharap susu coklatnya segera dingin. Krystal yang sedari tadi duduk disofa, beranjak kearah Jessica yang duduk di teras luar apartmentnya. Sungguh, udara segar pada musim gugur seperti ini paling menyenangkan. Antara panas dan dingin.

“tapi unnie, apakah kau mencintai Kris oppa?”

Jessica terdiam pada pertanyaan Krystal. Dia berpikir bagaimana caranya ia menjawab pertanyaan ini. Sederhana saja sebenarnya. Ia tidak mencinta Kris saat ini. IA hanya ingin membantu Kris, bagaimana pun, ia mencintai Luhan.

“nan molla Kle. Tapi kurasa tidak” jelas Jessica pada adik semata wayangnya.

“bagaimana bisa? Kenapa tidak menolak saja?” protes Krystal. Jujur saja, ia juga tidak ingin kakak satu-satunya yang ia miliki tidak bahagia selayaknya para pengantin yang mengucapkan janji sehidup semati mereka.

“lalu aku harus bagaimana? Menolaknya dan membiarkanmu yang menikah dengan Kris?”

“Shireo-yo!” bantah Krystal cepat. Ia memandang Jessica dengan tatapan kesal. Jessica yang melihanya hanya terkikik geli.

Luhan POV

“apa yang kalian bicarakan? Mengapa seru sekali?” tanyaku. Kedua gadis itu berbalik menghadapku.

“omo! Kau seperti hantu saja oppa! Mengapa tidak memencet bel dulu sebelum masuk>” Krystal menceramahiku. Dari luarnya saja ia terlihat dingin, tapi sesungguhnya ia amatlah sangat cerewet. Aku menggaruk tengkukku sebelum menjawab pertanyaanya.

“aku sudah membunyikan bel berkali-kali dan tidak ada yang menjawab. Begitu juga pada interphone. Dan saat aku memutar kenop pintu ternyata tidak dikunci. Bahaya sekali. Dua gadis cantik berada dalam ruangan yang tidak terkunci” jelasku.

“jeongmal? Tapi sepertinya aku sudah menguncinya saat pulang tadi”

“aku yang membuka kuncinya Kle. Karena pria aet muda ini mengatakan akan kemari sore ini. Dan kau lihat, orangnya sudah ada didepanmu” kata Jessica.

Ya, benar. Aku mengirimi Jessica pesan singkat bahwa aku akan berkunjung kerumahnya. Hanya untuk main, dan bertemu dengannya . Aku merindukannya.

Kakiku melangkah kearah mereka, tepatnya Jessica. Sebuah gelas dengan susu coklat yang tinggal setengah berada pada tangannya. Sontak, kuraih gelasnya tanpa permisi dan kuminum hingga habis.

Jessica tampak biasa saja. Tapi tidak dengan Krystal. Matanya membulat sekali lagi.

“susu coklatnya manis, semanis orang yang berada didepanku” ucapku sambil menatap kearah Jessica. Krystal mengangkat tangan dan telunjuknya kearah kami secara bergantian.

“yah! Kau taukan unnie akan segera menikah dengan Kris, tapi mengapa seolah kaulah yang akan menikah dengan unnie-ku?”

“aku juga akan menikahi unnie-mu Kle. Jadi bersiaplah menjadi pengapit dua kali” kataku sambil mengedipkan sebelah mataku. Jessica tampak mulai kesal karena aku terus-terusan menggoda Kle. Ia memukul lenganku keras.

“kau mau mati, huh?” katanya.

“aigoo.. kau cemburu? Bahkan pada dongsaengmu sendiri?” godaku.

“berhentilah bicara sebelum Krystal berpikir yang tidak-tidak.”

“oh jeongmal. Kalian berdua- ugh! Unnie, kau harus hati-hati pada namja satu ini. Aku harus kerumah Sulli sekarang. Dan kau! Selagi aku tidak ada, jangan menyentuh unnie-ku. Arraseeo?” kata Krystal keras. Ia seperti otoriter. Aku hanya menatapnya dengan senyumku dan berkedip sekali lagi.

“ugh.” Katanya sambil berlalu dari hadapan kami.

Jessica POV

Entahlah mengapa mood-ku menjadi buruk dalam beberapa hari ini. Aku menatap lengan luhan yang melingkar pada pinggangku. Hangat. Aku menyenderkan kepalaku pada dadanya. Detakkan jantungnya seperti irama tersendiri untukku.

“Sica, nan jeongmal saranghae” bisiknya. Aku mengelus kedua tangannya sambil tersenyum walaupun aku tau ia tak akan bisa melihatnya dari posisi seperti ini.

“nado Luhan-ie. Nado saranghae,”

“mm.. cincinya?”Luhan melirik jemariku . Aku memperlihatkan sebuah ukiran karyanya dari spidol murahan.

“masih ada, punyamu?” Tanyaku balik.

Luhan memperlihatkan salah satu tangannya dengan jemari manisnya yang masih ada bekas gambarku disana . Huruf JJ. Ide gila seorang Luhan masih membekas disana. Terakhir ia mengambarnya tadi pagi saat masih di kampus.

Aku tersenyum menatap jemarinya, kehangatan dan cinta milik Luhanbegitu terasa. Aku tak perlu meragukannya lagi. Tapi baying keresahan muncul saat mengingat hari pernikahanku semakin  dekat. Mimpi buruk, perjodohan paling bodoh yang pernah ada.

Senja sore itu menjadi senja paling lama. Aku dan Luhan hanya berpelukan di teras apartment menyaksikan metahari terbenam dan munculnya langit malam. Tak ada pembicaraan khusus malam itu. Masing-masing dari kami, memikirkan sesuatu. Mungkin tentang aku dan Kris.

“pernikahanmu tinggal 4 hari lagi. Kau tidak pergi mencari gaun?” tanyanya. Aku bisa mendengar nada aneh yang keluar dari pertanyaannya. Kupastikan, ini bukanlah topic yang menarik untukknya.

“eomma sudah menguruskannya semua untukku.” Balasku.

“kau tidak ingin mengurusinya sendiri? Ini adalah upacara sakral, bagaimana kau bisa begitu santai?”

Aku menghela nafasku. Pertanyaan Luhan, bisa kah aku mengatai dia bodoh? Ia tau dengan baik bahwa aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Tapi ia malah mengomeliku? Apa otaknya terbentur sesuatu sebelum kemari?

“karena pengantin prianya bukan Xi Luhan. Jadi aku tidak berminat” balasku.

“oh ya? Kau pilih Kris Wu atau Xi Luhan?” tanyanya lagi. Apakah ini harus dibahas?

“Xi Luhan.” Jawabku singkat.

Aku melepaskan tautan lengannya pada pinggangku dan memutar menghadapnya. Aku mengalungkan kedua lenganku pada lehernya dengan sedikit berjinjit. Ia menatapku dengan matanya yang paling kusukai.

“jadi kumohon, bersabarlah sebentar saja. Kita pasti akan bersama” kataku. Ia tersenyum membalas perkataanku dan lalu mengangguk sedikit.

“baiklah, kuterima penawaranmu Jessica Jung”

Luhan meraih kedua pipiku dengan telapak tangannya. Aku memejamkan mataku menunggu sesuatu terjadi. CUP. Sebuah kecupan mendarat manis pada keningku. Aku tersenyum saat ini, dan kuharap aku juga akan tersenyum dimasa depan, dengan Xi Luhan.

Author POV

Tak ada media di gereja yang dipenuhi oleh kerabat keluarga Jung dan Wu. Hanya ada segelintir dari keluarga besar yang diundang. Didepan sana, seorang pria dengan tuxedo berwarna silver sedang berdiri menunggu seorang gadis datang padanya.

Pintu gereja terbuka. Seorang gadis melangkah masuk kedalamnya dengan seorang pria baya menjadi pendampingnya. Seluruh ruangan terisi dengan senyuman dari para hadirin yang diundang, terkecuali seorang pria yang berdiri pada bagian depan sebelah kanan.

Seohyun merasakan kejanggalan pada pria yang berada tepat disampingnya, Xi Luhan. Tangannya terangkat lalu menepuk-nepuk pelan punggung anak semata wayangnya itu. Wajahnya berubah sedih melihat putranya tidak bersemangat pagi itu.

Luhan mengerti keadaanya. Ini hanya sementara dan Jessica serta Kris sudah berjanji tidak ada ikatan emosional dalam misi kali ini. Jessica hanya membantu Kris dan tidak akan pernah lebih. Selain itu, pernikahan ini juga bisa membantu kedua perusahaan yang memperkerjakan banyak karyawan. Sehingga butuh kerjasama yang kuat untuk menstabilkan kedua perusahaan besar itu.

Jessica menatap langkahnya yang semakin dekat dengan altar. Kepalanya terangkat dan mata foxy-nya bertemu dengan mata elang seorang Kris Wu. Dengan canggung ia melemparkan senyum pada kris dan hadirin yang menyaksikan upacara sakral itu. Dan sedetik kemudian ia menghela nafasberat. “semoga ini tidak salah” batinnya.

kris menyambut tangan Jessica yang diulur oleh tuan Jung, lalu menarinya kedepan altar. Jessica menatap jemarinya yang terbungkus sarung tangan putih bercprak bunga. Sebuah bayangan berwarna hitam melingkar jelas pada jari manisnya, ia tersenyum sebentar  seperti mendapatkan oksigennya kembali. Setelah keduanya berdiri sempurna didepan altar, pendeta mulai membacakan syair-syair pensakralan upacara.

“Kris Wu, bersediakah kau menjadi suami yang baik untuk Jessica Jung. Mencintai dan melindunginya sepanjang hidupmu?”

“aku bersedia” kata Kris mantap.

Pandangan pendeta beralih pada Jessica yang menunduk gugup. Jujur saja, ia belum sanggup untuk berbohong dihadapan tamu undangan, orang tua dan b ahkan Tuhan.

“Jessica Jung, bersediakah kau menjadi istri terbaik untuk Kris Wu? Mengasihi dan melayaninya sepanjang hidupmu?

Detik-detik untuk menjawab janji suci itu terasa panjang. Di sudut sana, Luhan sedang menunggu dengan nafas yang tertahan. Begitu pula dengan Jessica, ia mengepalkan tangannya kepas pada buket bunga mawar yang ia pegang.

Nafasnya berhembus pelan dengan sebuah kata memenuhi ruangan. “aku bersedia”

Suasana dalam gereja menjadi riuh akrena tepukan tangan dimana-mana. Hangeng menatap keduanya dari belakang sambil mengangguk-angguk. “kau melakukan yang terbaik”

Mereka resmi menikah, Kris dan Jessica. Tapi Jessica baru akan pindah ke apartment Kris besok. Malam ini ia masih bermalam di apartmennya. Tidak seperti pengantin baru kebanyakan, tidak ada kehidupan pada sorot matanya. Walaupun ini hanya berlangsung sebentar, tapi tetap saja ia mungkin tidak bisa bertahan.

Jessica menatap dirinya dalam cermin di kamarnya. Menatap wajahnya yang sudah dihias untuk hari spesialnya tapi tetap tak menunjukkan gairah hidupnya sama sekali. Ia menatap iphone-nya yang tergeletak diatas meja rias lalu meraihnya.

Sebuah wallpaper membuatnya tersenyum. Wajah Luhan yang menghiasi wallpapernya, entah sejak kapan, tapi saat melihat wajah Luhan seperti ini membuatnya bersemangat, setidaknya moodnya akan lebih baik dari sebelumnya.

DRRT

Sebuah pesan dari aplikasi Kakaotalk menggetarkan iphonenya. Pesan dari Luhan.

Jaljayo..Saranghaeyo Jessica /love/

Jessica mengetik pada kotak dialog yang disediakan dan membalas pesan dari Luhan.

Jalja oppa. Nado Saranghae /hug/

Jessica POV

“kau akan pindah sepagi ini eonni?” Tanya adik satu-satuku itu. Ia masih berdiri sambil sesekali menguap lebar dengan piyama merah mudanya.

“nde. Aku ada kelas sore nanti, jadi kpikir lebih baik aku berkemas sekarang. Aku tidak mau diomeli eomma” balasku.

GREP

Sebuah pelukan mengahangatkan punggungku. Siapa lagi? Tentu saja Krystal. Ia memelukku hangat, aku tersenyum dengan tingkahnya yang selalu tiba-tiba dan tak terduga.

“I’ll miss you sister~”

“me too”

TINNTINN

Suara klakson terdengar begitu aku mencapai lantai bawah apartment Sebuah mobil mewah berwarna hitam menghadang didepanku.

“masuklah” sebuah suara terdengar setelah kaca jendela terbuka. Aku menatap pria didalamnya, itu Kris Wu.

“apa kau tidak berniat membantuku?” omelku padanya. Bagaimana bisa ia membiarkanku mengangkat sendiri koper-koper yang kubawa ini. Aku tau dia melihat koper yang bersamaku dan dia hanya diam saja. Yang benar saja?

“itu barangmu, jadi berusahalah sendiri. Aku sudah cukup baik karena menjemputmu hingga kesini”

Aku mendengus kesal. Apakah begini sikap seorang Kris Wu? Pujaan wanita seantero kampus? Aku kasihan pada para wanita yang naksir padanya, kurasa akan sangat sulit menghadapi kelaukuan seorang tuan muda yang arogan.

Aku membuka pintu belakang mobil dan memasukkan satu persatu koperku kedalamnya. Ada dua koper besar dan sebuah tas kecil. Dan Kris Wu, ia tidak mengambil pusing soal ini. Dasar!

“ini” Kris menyerahkan sebuah kunci padaku. Kami sekarang sudah berada didalam apartment miliknya. 3 kali lebih besar dari milikku dan Krystal.

“hanya ada dua kunci. Dan ini tidak bisa di duplikat. Jaga baik-baik. Dan kamarmu, yang disebelah sana.” Kata Kris sambil menunjuk sebuah pintu yang berada pada sudut kanan. Aku mengangguk lalu berlalu dari depannya dengan koper-koperku.

Grep

Penarik pada koperku lolos begitu saja dari tanganku dan beralih pada Kris. Aku melihat ia membawa semua koperku dan meninggalkan tas kecil padaku. Ia membawa koperku hingga kedalam kamar dan aku menyusulnya. Bisakah ku katakana ia aneh. Ia bahkan tidak peduli pagi tadi, dan mengapa ia menjadi begitu peduli sekarang? Apa hanya perasaanku?

“dimana harus kuletakkan kopernya?” katanya saat sudah memasuki kamarku,.

“disitu saja” kataku.

Dia melirik sekitar lalu melepas penarik koperku. Aku melirik sosok sempurna yang sudah sah menjadi suamiku kemarin siang. Ia begitu sempurna, minus kelakuan dinginnya tadi pagi.

“Kalau ada yang kau inginkan, katakan saja.”

Aku mengangguk sekilas lalu tersenyum kearahnya. “gomawo”

Kris menatapku sebentar lalu memasang senyum andalannya. “jangan merayuku” katanya.

Kurasa aku perlu menarik kata terimakasihku tadi, pria satu ini benar-benar berkelakuan minus. Bagaimana bisa ia mengataiku merayunya? Yang benar saja? Luhan bahkan lebih pantas kurayu!

“yak! Aku tid-“ aku meraik ujung jaketnya tapi keseimbanganku hilang. Aku terpeleset dan untung saja punggungku mendarat indah pada empuknya kasur. Aku tersenyum lega tapi itu segera hilang saat aku melihat pemandangan diatasku.

Wajah Kris berjarak 5 cm dari wajahku. Wajahku memanas. Aku berada dalam posisi begitu dekat dengan seorang pria dan itu bukan Luhan. Pelan aku menelan salivaku dan berkedip sekali. Posisi seperti ini selalu mecu jantungku berdetak lebih cepat.Mataku membulat melihatnya tersenyum, senyum yang paling kubenci. “apa begini caramu merayuku?”

Aku melepas peganganku yang masih menggantung pada ujung jaketnya. Ia berdiri dan lalu mengibaskan jaketnya sebentar lalu beranjak keluar kamar.

BLAM.

“harusnya kau berterima kasih Karena aku membantumu bertemu eomma-mu!” kataku kesal saat pintu sudah tertutup sempurna.

Author POV

Mereka bertiga dalam satu ruangan, dua pria dan satunya wanita. Secangkir kopi hangat tersedia dihadapan pria yang berpakaian rapi dengan dasi berarna hitam. Sedangkan yang satunya lagi sedang duduk didepannya, entah apa yang ingin dibicarakan.

“apa yang membuatmu memanggilku, Pa?” Tanya salah seorang dari mereka.

Hangeng Wu, pria itu menghela nafasnya kasar lalu melipat kedua tangannya didada. Ia menatap seorang pria muda yang  telah menjadi anak tirinya bertahun-tahun itu.

“segeralah berkemas. Lusa kau akan ke Beijing”

“mwo?” Luhan dan Seohyun menatap satu sama lain. Luhan yang masih tidak mengerti menatap  ayah tirinya dengan penuh Tanya.

“bahkan aku baru memulai semester pertamaku di Seoul University, dan sekarang aku harus pindah?”

“ada apa ini sayang? Kenapa Luhan harus ke Beijing?”

Kedua ibu anak itu saling resah. Mereka tau ada sesuatu yang tidak mengenakkan Hangeng u sehingga pria paruh baya ini memutuskan untuk mengirimkan Luhan ke Beijing.

Hangeng meraih amplop coklat yang sedari tadi berada pada laci mejanya. Ia membuka amplop coklat itu dan mengeluarkan isinya. Berlembar-lembar foto. Dan objek foto itu hanya ia dan anitanya, Jessica Jung.

Luhan semakin dibuat terkejut dengan foto-foto ini. Dari foto saat ia dan Jessica di kantin, saat mereka sedang mencari kado untuk Tiffany bahkan hingga saat mereka berpelukan di teras apartment Jessica. Luhan menatap kembali Hangeng dengan tatapan kesal.

“kau, kau menyuruh orang-mu mengikutiku?”

Hangeng diam saja, begitu juga dengan Seohyun. Dari foto-foto yang tercetek, jelas sekali Luhan dan Jessica saling mencintai dan kini Luhan mengerti alasan Hangeng mengirimnya ke Beijing.

“Jangan menjadi benalu dalam rumah tangga Kris.” Kata Hangeng. Luhan yang sedari tadi sudah menahan emosinya langsung beranjak dari kursi yang ia duduki. Matanya yang selalu bersinar kini memancarkan kemarahan yang tercetak jelas.

“bukan aku yang benalu! Aku dan Jessica sudah saling mencintai, bahkan sebelum kau menjodohkan mereka. Kau yang memisahkan kami!” hardik Luhan. Hangeng masih pada posisinya. Ia membalas tatapan anak tirinya tak kalah sengit.

“sayang sekali, tapi kau bukan anakku. Jadi berhentilah berharap Jessica akan menggugat cerai Kris.”

“pengecut!” kata Luhan.

“apa katamu?” Hangeng mulai tersulut emosi. Ia menajamkan matanya pada Luhan.

“pengecut! Kau menggunakan Jessica sebagai umpan agar Kris bisa bertemu Victoria-ssi. Dan dibalik itu kau bekerja sama hanya demi perusahaanmu. Apa kau waras?”

“jaga kata-katamu. Aku melakukan yang terbaik untuk kalian!”

“kalian? Kau hanya mementingkan dirimu. Jika kau peduli pada Kris, kau tidak akan membiarkannya larut dalam kesedihan bertahun-tahun karena kehilangan seorang ibu!”

“kau tidak akan mengerti, Xi Luhan!”

“nde! Aku tidak akan pernah mengerti jalan pikiran pengecut seperti anda tuan Hangeng Wu!”

Suasana dalam ruangan menjadi panas. Hangeng tak lagi membalas ucapan Luhan. Luhan menatap foto-foto yang berserakan pada meja didepannya lalu kembali menatap ayah tirinya.

“suruh saja orangmu untuk terus mengikutiku. Aku tidak akan takut. Dan lupakan penawaranmu soal ke Beijing, karena aku tidak akan pernah menerimanya. Aku permisi”

Langkah Luhan terdengar jelas menjauhi Hangeng dan seohyun menuju pintu keluar. Hangeng memijit-mijit keningnya beberapa saat setelah Luhan keluar.

“minumlah sedikit” suara seohyun menyadarkannya. Seohyun menyerahkan secangkir kopi yang sudah dingin itu kepadanya.

“mengapa putra-mu harus mencintai Jessica?” Tanya pria paruh baya itu. Seohyun hanya menunduk. Ia tidak tau harus menjawab bagaimana.

“Karena cinta tidak pernah memilih kepada siapa ia akan berlabuh”

CAPEKK!!! Ini feel-nya entah kemana saya juga ga tauu. Jadi jangan tanyaaaa >.< dan ya, aku tidak tau endingnya bakal gimana, tapi rasanya akan panjang ceritanya, semoga tidak bosan ._.V

Dan untuk typo(s) yang berseliweran saya minta maaf ._.

Semoga Chapter ini cukup menghibur dan sampai bertemu dichapter selanjutnya ! Annyeong !! ^^

49 thoughts on “Embraced (Chapter 9)

  1. tidak akan bosan kok eon.lu ge ngeluarin semua emosinya.lusica sweet bangett,gak tega eon kalo akhirnya krissica.kris ge dingin banget,sica eon bilang gomawo aja dibilang merayu itu dingin apa mau melawak?keke sica eon pake kepleset segala tuh kan kris ge besar kepala lagi dikira merayu.appa kris ge kejam yang dipikirin cuma kris ge.yang penting happy end eon.dtnggu lanjutannya & KEEP WRITING!!

  2. waah sica ma kris nikah akhirnya… 😦 kasihan luhan ya ampuunn.. 😦 tp moment” lusica it bguus bgtt so sweet.. 🙂 tp rada khawatir kris tnggal ma sica it bsa” buat mrka saling ska dn bakal kasihan luhan deh klo kyk gtu.. aq rasa luhan brkorban bnyak … dy baik bgt dn pngertian sma sica.. luhan good boy dehh.. 🙂 oh ne, luhan ngalawan hangeng it bner” woow bgtt… aq suka luhan yg bsa ngalawan hangeng kyk gtu.. jdi luhan seakan” pnya kekuatan .. 🙂 tp emng nyebelinn sih tuhh hangeng masak yha jahat bgt kyk gtuu.. 😦 truss ngapain lgi dy nyuruh orng buat mata”in lusica.. hu.uh bgtt kok hangeng tuuh.. 😦 seohyun disini jga ksihan sih hrus milih suaminy apa anaknya.. klo mau bela anaknya , hangengny ajh susah bgtt dilawan.. 😦
    bener” bgguus eonnie fanfictionnya… lanjut yha eonnie.. cepet” yha eonn.. hwaiting eonnie.. 🙂

  3. Haaa sedikit kecewa karna kris belum juga tertarik dengan jessica..apkah jessi memang dipasangkan dengan luhan..oh ayolah thor..jesica hanya cocok dengan kris, iya kan..

Leave a comment