CoffeLovy|Two~ Sequel of Just Stay Beside Me

sym-coffelovy

Author : S.Y.M

Title : Coffelovy

Lenght: –

Rating : G

Genre: Romance, Litle Angst

Cast : Jessica Jung || Kim Myungsoo

Other Cast :

_Henry_Park Chanyeol_ Na Gongchan.

New Cast :

Choi Minho

Credit Poster:

By Harururu98@Cafeposter  Thank You ^^

OST:

Give you the world ~ Kyle Kupecky

 

“ Everything is…You, Just You are…”

*

*

*

Sooyeon membuka matanya perlahan, sebenarnya ia memaksa matanya untuk terbuka . Terik matahari yang menembus sela-sela jendela kamar Myungsoo mengusik tidur pulasnya. Ia tersadar dengan ponsel yang masih tergeletak tak jauh dari tangannya. Ia mengusap matanya, dan mencoba mengingat kenapa ia tidur bersama ponselnya. Dan lihatlah…dia tidur tak beraturan di tempat tidur Myungsoo.

“ Mwo?” Dia terjingkat.

“ Hemh…pasti dia marah” gumamnya.

“ Ah…tidak mungkin dia marah, dia tidak perduli” Jawabnya kemudian.

“ Apa dia kapok nantinya? Heohh….Jung Sooyeon” sesalnya sendiri.

Ia memutuskan untuk kembali bergelayut dengan selimut tebal di kamar itu. Aroma Myungsoo yang melekat sedikit mengobati perasaannya hari ini.

Drrt…drrt…drrt…

Mata itu terbuka lebar, ia menoleh cepat dan meraih kilat ponselnya. Tidak perlu pikir panjang dan melihat siapa yang meneleponnya sepagi ini, ia hanya yakin pada hatinya bahwa Myungsoo lah yang meneleponnya.

“ Yoboseo!” ucapnya semangat.

//” Cepat pergi dari kamarku, jangan lupa membereskannya, kau pasti membuat kamarku berantakan” //

Sooyeon mengkerut, dia mendesis pelan dan mengutuk Myungsoo yang merusak harinya. Dia benar-benar manusia yang memiliki seribu cara untuk membuat Sooyeon kesal . Bagaimana mungkin ia bisa begitu menyukai makhluk menyebalkan ini. Sebenarnya otak dan hatinya terbuat dari apa.

“ Ara- Ara! “ ucapnya jengkel.

//“ Jangan pergi ke dapur untuk memasak, dapur itu area terlarang untukmu” //

“ Kenapa Ahn Ahjumma tidak segera kembali?”

//“ Dia juga perlu pemulihan, usianya sudah semakin tua” //

“ Aku merindukannya” ucapnya lirih mengundang kekehan kecil dari Myungsoo.

//” Kau merindukan masakannya, itulah pekerjaanmu”//

“ Any…aku merindukannya dan juga …makanannya” Sooyeon semakin memperlambat suaranya ketika membahas makanan. Tidak ada yang bisa membangkitkan selera makannya kecuali masakan Ahn Ahjumma.

//” Kau merindukanku?” //

“ Ye…ah Any..Any…” ralatnya cepat.

//” …”//

Sooyeon menggigit bibir bawahnya, ia ingin mengakui bahwa ia juga merindukan Myungsoo, namun ia malu mengakuinya. Tidak, seharusnya tidak. Dia malu.

“ Husby?_”

//” Aku harus segera pergi, mintalah makanan pada Chanyeol, atau kelinci kesayanganmu itu” //

Aku merindukanmu. Itulah yang ingin ia dengar dari Sooyeon.

Ia menutup teleponnya tanpa memberi kesempatan Sooyeon untuk menjawab. Manajer Nam sudah menunggunya di luar dan ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya.

Sooyeon turun dari tempat tidur Myungsoo. Ia merapikan selimut dan tempat tidurnya. Membuka korden jendela kamarnya dan menghirup sedikit udara pagi hari.

Tidak cukup lama ia menikmati waktunya di kamar Myungsoo. Ia juga harus membereskan rumah yang ditinggal lama oleh tuannya itu. Rumah yang cukup besar untuk ia bersihkan sendirian.

.

Drrt…drrt…drrt..

Sooyeon melirik singkat ponselnya, lalu menoleh ke segala penjuru lagi, ia curiga jika Myungsoo tahu ia berjalan kea rah dapur Ahn Ahjumma. Ia hanya ingin membersihkan rumahnya. Tidak akan melakukan hal lain.

Dengan ragu ia mengangkat teleponnya, dan  benar telepon itu berasal dari Myungsoo.

“Yoboseo ? apa kau benar-benar memasang CCTV di rumahmu?”

//”Jangan bertindak bodoh Jung Sooyeon, …..Saranghaeyo” //

Tut…tut…tut…

“ Yobo..” panggilan itu selesai sebelum ia sempat menjawabnya.

Tunggu…apa yang dikatakan Myungsoo tadi?

Sooyeon melongo dan kembali menatap layar ponselnya. Ia berharap ia salah dengar. Selanjutnya ia tersipu, untunglah ia hanya sendirian di rumah ini, tidak ada yang melihat wajah memerahnya karena malu.

Aku juga menyukaimu…sangat menyukaimu…

.

.

.

.

Hari ini kegiatan Sooyeon adalah, menunggu Bocah kelinci Na Gongchan dan bersiap untuk menjadi pembimbingnya untuk masuk ke universitas. Ia heran kenapa bocah ini tahu jadwal kuliah Sooyeon. Ia sangat pandai menata jadwal untuk mereka bertemu. Namun sama saja merugikan Sooyeon, niat untuk lebih lama bermanja di tempat tidur selalu dirusak oleh Na Gonchan.

“Anyeong Noona Barbie!!” teriaknya girang. Ia berlarian menuju Sooyeon. Tanpa perduli betapa banyak orang akan melihatnya jengah.

Dan Sooyeon membalasnya jengah, benar-benar jengah.

“ Kau seperti anak TK yang dijemput oleh eomma mereka” cibir Sooyeon.

“ Tidak masalah selama aku dijemput oleh Barbie sepertimu” Gonchan melempar senyumnya, ia tidak pernah kehabisan waktu untuk tidak melempar senyumnya.

“ Baiklah…mari kita ke perpustakaan Kota, disana ada penjual es krim yang sangat enak, kita beli eskrim disana Noona” ajak Gongcan antusias.

Sooyeon memutar matanya jengah …“ Es Krim? Atau Perpustakaan?”

“ Ek Krim lalu ke perpustakaan, kita bawa es krim ke perpustakaan, “ jawab Gongchan.

“ Lalu belajarlah di luar dengan es krimmu, mintalah es krim itu yang mengajarimu” balas Sooyeon.

Gongchan tertawa keras, Ia tahu jika mood Sooyeon sedang buruk hari ini.

“ Tidak perlu seperti itu jika kau merindukannya, Masih ada aku yang selalu disampingmu Noona” dan jawaban itu sontak membuat Sooyeon meliriknya tajam.

Ia menghela nafas kasar.

“ Terserah kau Kelinci”

.

.

.

Sooyeon memakan gemas makanannya. Baiklah, jika ia sudah terbiasa untuk menghabiskan waktu makan siangnya bersama Si Tiang Park Chanyeol, sekarang ini ditambah lagi dengan bocah kelinci Na Gongchan.   Hfuh dia selalu dikelilingi oleh lingkungan aneh sepanjang hidupnya di Seoul. Tunggu…sepanjang hidupnya tepatnya, keluarganya di Amerika juga cukup aneh.

Melihat hal ini, mengingatkan kebiasaan lama mereka di SMA. Hanya saja Myungsoo tidak ada diantara mereka. Dan hal yang paling disayangkan Sooyeon saat ini.

Saat mereka sudah menjadi sepasang kekasih, dan mereka tidak memiliki waktu untuk bersama. Tidak ada yang bisa ia lakukan jika memang seperti ini keadaannya. Setidaknya dua makhluk aneh ini selalu ada saat Myungsoo tidak disampingnya.

Entah kenapa sejak dulu, memang kedua makhluk ini lah yang selalu menemani nya. Mereka seolah selalu hadir disaat yang tepat. Ketergantungannya untuk berada di sekitar Myungsoo otomatis membuatnya terjaga ketika berada disekitarnya. Ia selalu merasa aman dan tidak takut akan suatu hal buruk yang terjadi. Namun saat Myungsoo tidak ada disampingnya ada Chanyeol maupun Gongchan yang bisa ia andalkan. Ia tidak pernah merasa takut meskipun ia tinggal jauh dari keluarganya selama di Korea. Orang-orang ini menyayanginya.

Ia tertawa kecil, Ini seperti hidupnya hanya berisi 3 makhluk aneh ini. Si Tiang Chanyeol, Si kelinci Gongchan, dan di dingin Myungsoo.

Sooyeon kembali terkekeh mengingat betapa banyak mereka menghabiskan waktu bersama. Bahkan ia tidak tahu jika dari dulu memang Myungsoo lah yang meminta kedua makhluk ini untuk berada di sekitar Sooyeon ketika ia tidak bisa bersamanya. Secara tidak langsung saat Myungsoo jauh, ia menitipkan Sooyeon pada sahabatnya Chanyeol dan musuh terdekatnya Na Gonchan.

“ Noona, bagaimana menurutmu jika aku membawa mobil untuk menjemputmu setiap hari? Aku akan mengantarmu ke kampus atau menjemputmu saat kau selesai kuliah dan mengantarmu ke tempat kerjamu “ tawaran paling mengesankan bagi Gongchan untuk noona tersayangnya.

Dan Chanyeol menunduk frustasi, pria di depannya ini memang selalu bersemangat jika bersama Sooyeon.

“ Apa kau masih menjadi sasaengnya?”

“ Aahh….Kau  pasti akan kalah keren Hyung”

“ Ishhh…dasar bocah ini”

“ Kau belum cukup umur untuk mengendarai mobil sendiri Na Gonchan, apakau ingin mengantarku ke rumah sakit setiap hari?” Timpal Sooyeon.

“ Baiklah…aku akan mengantarmu meskipun harus jalan kaki, sepertinya lebih romantis” Gongchan tidak pernah menyerah.

Chanyeol kembali mendengus frustasi. Sama halnya dengan Sooyeon.

“ Kau seharusnya mencari seorang pacar”

“ Apa ada yang sepertimu Noona?”

Sooyeon menunduk, menyembunyikan wajahnya. Ia sedikit frustasi dengan Gonchan, sedangkan bocah it uterus tertawa saat melihat wajah frustasi Sooyeon . ia paling suka menggoda Sooyeon seperti ini.

*

*

*

Gongchan melambaikan tak henti-hentinya melambaikan tangannya pada Sooyeon. Senyum merekah dihiasi dengan gigi kelincinya. Sedangkan Chanyeol terus menarik kaosnya untuk berhenti melambaikan tangan. Ia mungkin cukup malu dengan sekitarnya. Sementara Sooyeon sesekali menoleh pada dua makhluk aneh itu sambil mengayunkan tangannya, ia mengusir keduanya untuk segera pergi dari tempat itu. Ia harus masuk ke tempat kerjanya, hatinya tidak akan tenang selama ia belum melihat keduanya benar-benar enyah dari sekitar tempat kerjanya.

“ Hfuh…benar-benar anak-anak itu…” umpatnya pelan. Ia menunduk menyapa sang security dan para receptionis dan berlari kecil menuju lift. Tempat kerjanya ada di lantai 3.

.

.

.

Sooyeon terdiam, ia melihat designnya yang dicorat coret oleh Ny Park, bahkan kertas itu sudah terlihat kusam. Okey…mungkin designnya cukup buruk bagi Nyonya Park, tapi itulah yang bisa ia tuangkan dari imajinasinya.

“ Dia memintaku untuk mendesign dan ini yang ia lakukan pada karyaku? “ gerutunya kecil. Matanya menyiratkan kemarahan.

Beberapa detik selanjutnya ia mengeluarkan nafas kasar, ia menenangkan dirinya sendiri. Ia tidak pernah berfikir untuk menyerah selama ini. Begitu sulit untuk bekerja di tempat Eomma tirinya sendiri, tentu dengan segala hal yang ia putuskan sendiri.

Menyembunyikan identitas contohnya. Ini adalah keputusannya untuk bekerja di perusahaan Eomma tirinya dengan menyembunyikan identitasnya. Lalu apa ia ingin mengeluh saat ini ? Tidak, itu bukan gaya Sooyeon. Jangan harap mendengar keluhannya. Jika sampai ia melakukan itu berarti ia siap untuk ditertawakan oleh Tn Jung. Ataupun tertawa bahagia dari Henry.

“ Tidak, tidak…mereka tidak boleh melakukan itu, aku harus berusaha” Ia benar-benar mengepalkan tangannya.

“ Hya…Jung Sooyeon, apa yang kau lakukan? “

“ Ne?” Sooyeon tersentak. Ia spontan berdiri dari tempat duduknya.

“ Aku memanggilmu dari tadi” ucapnya lagi.

“ Ah …jweosonghamnida Nyonya Park, ada apa kau mencariku?”

“ Ini proyek yang aku katakan padamu, ada seorang model dari California, kupikir kau cukup lancar berbahasa inggris, jadi kau yang akan mengurus keperluannya sampai ia selesai melakukan pekerjaannya disini”

“ Baiklah…” Sooyeon menerima berkas yang disodorkan Nyonya Park.

“ Ppalli!”

“ Ne”

Sooyeon menoleh ponselnya, ia berfikir apakah ia perlu membawanya. Tidak, untuk apa ia membawanya, siapa yang akan menghubunginya. Selanjutnya ia berlari ke tempat yang disebutkan Nyonya Park, dan ponselnya yang tetap berada di meja kerjanya.

.

.

Sooyeon membaca sekilas berkas yang diberikan Nyonya Park, sesi pemotretan untuk peluncuran baju musim gugur ini. Cukup mudah jika hanya mengurus model untuk sesi pemotretan. Namun kenapa berkas yang ia bawa begitu lengkap? Dari obyek pemasaran, media, model, dan target penjualan baju musim gugur yang ingin mereka capai.

Matanya cukup perih untuk melihat detail berkas berkas itu. Ia mendongak dengan senyum semangatnya. Ia penuh keyakinan bisa berhasil membantu proyek ini.

Langkahnya cukup mantap untuk menuju ruang pemotretan, beberapa kali ia menunduk menyapa para karyawan dan staf yang ada. Tak lupa ia juga melempar senyum manisnya.

Namun beberapa detik kemudian ia mulai memperlambat langkahnya, ia mengedipkan matanya beberapa kali. Kali ini dia benar-benar menghentikan langkahnya ketika seseorang yang membuatnya terbatu kali ini berjalan ke arahnya.

“ Hai…Jung Sooyeon”

Sooyeon terbatu, dengan cepat ia menoleh sekelilingnya.

“ Urimaniya …” ucapnya lagi.

Sooyeon masih mencari-cari sesuatu dengan menoleh ke sekeliling.

Kemudian, Sosok itu menarik dagu Sooyeon agar ia menghadap kepadanya. Mata itu membulat sempurnya, Oh tidak , ini sangat buruk jika ia tengah berada di tempat kerja part timenya, seharusnya ia tidak bertemu dengannya disini.

“ Se_sedang apa kk_au _?”

Kalimat itu terpotong tepat saat sosok itu menarik tangan Sooyeon dan memeluknya.

Sooyeon terpejam takut, ini benar-benar buruk , bagaimana mungkin ini terjadi saat ia sedang berusaha untuk terlihat baik di hadapan Nyonya Park?

Mati kau Jung Sooyeon.

.

.

.

Sooyeon memijat keningnya, kali ini ia sedang makan siang ekslusif dengan model dari California yang dimaksud Nyonya Park. Ya, seseorang yang tiba-tiba memeluknya tadi.

“ Kau tidak merindukanku? Kau tidak menghitung berapa tahun kita tidak bertemu?” ucap sang model.

“ Choi Minho, kenapa kau datang ke Korea?”

“ Untuk bekerja”

“ Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau sedang bekerja sama dengan Eommaku?”

“ Untuk apa?”

“ Karena aku bekerja disini”

Pria tampan berkulit gelap itu tertawa keras, selanjutnya Sooyeon menarik lengannya , memintanya untuk diam dan tidak terlalu menarik perhatian.

“ Diamlah…jangan tertawa keras, semua orang akan melihatmu”

“ Mereka  sudah melihatku, karena aku tampan”

Sooyeon terdiam dan menatapnya jengah.

“ Aku merindukanmu, bagaimana kabarmu?” suasanya berubah menjadi hening.

Sooyeon melirik wajah serius pria tampan di depannya. Ia menghela nafas pelan lalu menatapnya.

“ Aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat, bagaimana denganmu?”

“ Aku semakin tampan, seperti yang kau lihat” Minho melempar senyumnya.

“ Dengar, jangan mengatakan kepada siapapun kau mengenal orang tuaku “

“ Kenapa aku harus menurutimu?”

“ Choi Minho….kita sudah berteman sejak kecil, kau tidak mau membantu temanmu?”

“ Heoh…kita sepasang kekasih sejak kecil, lalu kau tidakpernah kembali kerumahmu”

DEG

Sooyeon mengernyit, ia tersenyum pahit. Itu hanya permainan anak kecil. Kenapa harus mengingatnya sampai saat ini.

“ Ayolah..”

“ Dan kau sudah bertunangan dengan pria korea  “

Sooyeon terdiam. Minho memang tidak hadir di acara pertunangannya dengan Myungsoo. Saat itu ia sedang sekolah di Jerman. Dan ia juga tidak mengundangnya.

“  Mian, aku tidak mengundangmu , seharusnya kau bisa datang” ucapnya kemudian.

“ Lagi pula jika kau mengundangku, aku tidak akan datang” Minho memalingkan wajah.

“ Kenapa begitu?”

“ Mungkin aku bisa saja menculikmu dan mencegahmu untuk tidak bertunangan dengan pria itu” ia tersenyum sinis. Baiklah… Minho memang penuh kejutan.

Sooyeon menutup wajahnya. Ia menunduk dan mengambil nafas dalam. Pria di depannya ini sungguh memancing emosinya.

“ Kita harus kembali bekerja” Sooyeon menggeser kursinya. Ia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Minho.

“ Ayo…” ajaknya.

Minho tersenyum. Lalu ia meraih tangan itu. Sebuah kesempatan untuk menggenggam tangan kawan lama yang lama tak berjumpa. Kawan lama yang tersimpan di hatinya. Sooyeon pun mungkin tahu jika Minho sudah sejak lama menyukainya. Sebelum ia bertemu dengan Myungsoo tentunya. Hanya saja perasaan itu hanya ia anggap sebagai perasaan anak kecil di masanya. Bukan perasaan cinta seperti yang Sooyeon rasakan pada Myungsoo.

.

.

Bisa dibilang hari ini Minho mendominasi menjadi pelaku yang mengganggu ketenangannya. Dari sikap usilnya yang meminta ini dan itu pada Sooyeon, sampai sikap manjanya yang meminta Sooyeon agar menemaninya selama ia tinggal di Seoul.

“ Tidak, tidak, tidak, tidak….” Sooyeon terus menggelengkan kepala, menolak permintaan Minho.

“ Kalau begitu aku yang tinggal ditempatmu”

Sooyeon terbelalak,

“ Sangat tidak mungkin!” Sooyeon menyilangkan tangannya.

“ Kau tinggal bersama tunanganmu itu?”

“ TIDAKI!” sentaknya.

Minho terdiam, ia menatap tajam mata Sooyeon. Sebuah tatapan yang tidak dapat diartikan oleh Sooyeon.

“ Mian, baiklah… aku bisa menemanimu malam ini, tapi aku menginap di kamar yang berbeda”

Wajah itu spontan tersenyum, seperti baru saja mendapat tenaga dari pernyataan Sooyeon. Ia menarik tangan Sooyeon lalu menciumnya.

“Thankyou dear”

Menemani  teman laki-laki sementara tunangannya tidak ada , apa yang kau lakukan Jung Sooyeon?

Ia berharap Myungsoo tidak meneleponnya lagi malam ini, jika tidak , ia tidak mampu berbohong padanya. Lalu apa yang akan terjadi pada Myungsoo ataupun dirinya nanti.

“ Dia tidak akan perduli, mungkin” gumamnya.

&             &             &

 

Myungsoo tersenyum senang saat meeting selesai. Ia menyerahkan barang-barangnya pada Manajer So dan hanya menyisakan ponselnya. Saat ini ponselnya adalah benda penting yang tidak boleh ia abaikan.

“ Kau sedang merindukannya?” goda Manajer So.

“ Ehem…” Myungsoo berdehem kecil. Mengundang tawa kecil dari sang Manajer. Bosnya ini paling tidak bisa digoda.

“ Baiklah…aku tidak akan mengganggu waktumu, tapi…bukankah besok kau memiliki janji dengan Tuan Park untuk sarapan bersama?”

“ ya, aku mengingatnya”

“ Jangan sampai kau mengabaikannya, dia relasi kita”

“ Siap Manajer So”

“ Lanjutkan kegiatanmu anak muda”

Hah…

Myungsoo mendengus pelan, spontan sang  Manajer mengangkat tangannya dan perlahan pergi dari tempat itu.

Entahlah, namun ini yang terjadi padanya. Begitu antusias untuk melihat ponselnya, ingin tahu apa yang dilakukan Sooyeon hari ini. Namun wajah antusiasnya berubah dingin saat melihat ponselnya hanya penuh dengan pesan dari Chanyeol, bukan Sooyeon.

“ Kemana gadis aneh itu?” gumamnya.

“ Dia  tidak mengirimkanku sebuah pesan atau apapun?” imbuhnya lagi. Ia seperti sedang berbicara dengan ponselnya.

“ Apa dia baik-baik saja?” ia bertanya lagi, dan itu masih dengan ponselnya.

“ Kenapa dia tidak menghubungiku sama sekali hari ini? Dia tidak merindukanku? Tidak seperti biasanya…”

“ Baiklah jika itu maumu”

Myungsoo menutup ponselnya. Dia menahan keinginannya untuk menghubungi Sooyeon. Dia ingin Sooyeon yang menghubunginya jika ia merindukannya. Dia tidak terima jika hanya dia saja yang merindukan kekasihnya.

&             &             &

 

Manajer So dibuat tertawa lagi oleh Direkturnya. Siapa lagi jika bukan Kim Myungsoo. Pria yang terkenal dengan sikap dingin dan kejamnya itu, yang juga terkenal dengan ke apatisannya pada gadged kini sedang berseteru dengan ponselnya. Ya, apalagi jika bukan menggerutu karena ternyata Sooyeon sama sekali tidak menghubunginya.

“ Mungkin dia lupa jika punya seorang tunangan” Kalimat itu membuat kompor yang ada di kepala Myungsoo semakin menyala.

“ Manajer So, apa kau mengomentari kehidupan asmaraku menjadi pekerjaan tambahanmu?”

“ Aku hanya mengomentari anak muda yang sedang merindukan kekasihnya namun tidak mau mengakuinya”

Hfuh…

Myungsoo membuang nafas kasar, ia menyerahkan ponselnya pada Manajer So.

“ Kau yakin tidak ingin meneleponnya?”

“ Tidak”

“ Jika dia menghubungimu? “

“ Jangan diangkat selama kita sarapan bersama Tuan Park”

“ Kau yakin?” Manajer So kembali menggoda.

“ Biarkan saja” Myungsoo menghela nafas kasar. Ia memalingkan wajahnya.

“ Baiklah… aku akan menyimpan ponselmu, mungkin kau ingin mengumpulkan rasa rindumu itu sampai kau kembali ke Seoul, seperti itu bisa lebih menarik nantinya, percaya padaku”

“ Hentikan Manajer So”

“ Hahahaha…baiklah Direktur muda”

“Jangan menertawakanku”

“ Karna kau lucu”

“ Apa yang lucu? :”

“ Entahlah…”

“ Hah…berhenti menggodaku atau aku kembali ke Seoul sekarang juga” ancamnya.

“ Arayo…” Manajer So menghentikan celotehannya. Namun ia tetap tidak berhenti tersenyum karena Myungsoo.

&             &             &

Sooyeon berusaha tersenyum pagi ini. Dia sedikit lega karena Myungsoo tidak menghubunginya, seperti dugaannya. Dia juga tidak mau mengganggunya, menurutnya Myungsoo sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dia takut jika pesan dan teleponnya diabaikan oleh Myungsoo seperti biasanya. Tidak, ia hanya takut mengganggu pekerjaan Myungsoo. Dan malam kemarin, Choi Minho berhasil memangkas jam tidurnya. Baiklah, sekarang lihat mata sayu Sooyeon yang begitu berat. Ia sangat merindukan bantal dan kasurnya di rumah.

“ Jadi kau hanya bekerja paruh waktu diperusahaan eomma mu sendiri?”

“ Ya, begitulah… “

“ Henry sudah menceritakan banyak hal tentangmu sebelum aku ke Seoul”

“ Benarkah? Apa saja yang ia ceritakan?”

“ Tentang hal gila yang kau lakukan demi pria korea itu, dan alasan konyolmu “

“ Dia masih menganggap ini konyol?”

“ Semua keluargamu menganggap apa yang kau lakukan adalah konyol!… memilih hidup sendiri di Seoul dan menantang Appamu, dan kau dihukum oleh Appamu tapi tetap saja kau tidak memilih untuk kembali ke Amerika, kau melepaskan tawaran Appa mu untuk menjadi penerus perusahaannya di Amerika hanya karena kau ingin tinggal di Korea, sekarang kau  kembali menerima hukuman karena melirik perusahaan Eommamu di Seoul sebagai gantinya”

Sooyeon diam tak menjawab, semua yang dikatakan Minho memang benar. Dia melakukan itu semua, dan sampai saat ini ia tidak bisa menjawab apa alasannya, mungkin karena permintaan Myungsoo yang disebut alasan konyol bagi mereka.

“ Dan kau membatalkan pertunanganku”

Sooyeon spontan menoleh, dia menatap selidik pada Minho. Dan Minho malah menatapnya tajam.

“ Kenapa aku yang__” Sooyeon melebarkan matanya. Dia menutup mulutnya segera dan memalingkan wajah.

“ Ya, seperti yang kau pikirkan”

Sooyeon meraih tangan Minho.

“ Sorry Choi Minho, I’m so Sorry …seharusnya aku bisa menebak siapa yang akan dijodohkan denganku oleh Appa”

“ Jika kau tahu , apa kau akan bertunangan denganku?”

Sooyeon terdiam, ia mengdipkan mata beberapa kali. Pertanyaan peluru yang ditembakkan Minho seakan membungkam mulutnya. Ia tidak tahu jika takdir hidupnya bertemu dengan Myungsoo bisa mengubah segalanya.

“ A..aku tidak tahu”

“ Itu akan terjadi jika kau tidak tinggal di Korea”

“Ma’afkan aku  Minho” Sooyeon masih menggenggam tangan Minho. Ia tahu perasaan pria ini kepadanya, ia hanya berharap perasaan itu sudah hilang selama mereka tidak bertemu.

Dia tidakmemungkiri jika dulu ketika masih kecil Minho pernah mengungkapkan perasaannya untuk ingin bersama Sooyeon dan menikah ketika mereka dewasa. Namun itu dulu,  Semuanya sudah berubah dan Sooyeon hampir melupakannya.

“ Aku tidak berbohong mengenai perasaanku, dan keinginanku saat itu masih tetap sama sampai saat ini”

“ Choi Minho aku sudah bertuna_”

“Aku tetap mencintaimu”

DEG

Dan masalahmu bertambah lagi Jung Sooyeon, Ah…Kim Myungsoo manusia datar, kemana kau disaat seperti ini?

.

.

.

TBC

 

Akhirnya…akhirnya …akhirnya….setelah melewati hari-hari tersibukku. dan akan semakin sibuk sepertinya aku poting ff ini.

aku merasa bersalah karena lama nggak posting ff, mian…ini sebagai pemanasan lagi karena lama tak tersentuh . Dan maaf karena kisahnya menjadi makin rumit dan banyak dialog yang nggak penting. Aku tunggu kritikannya deh.

Dan…internetku lagi lemoet pakai banget…jadi maaf gagal unggah poster, tapi mungkin besok baru diedit lagi.

 

selamat membaca…aku tidak berharap komentar baik dari kalian, dan hanya bisa minta maaf sekali karena telat posting ff.

 

xie_xie

30 thoughts on “CoffeLovy|Two~ Sequel of Just Stay Beside Me

  1. aaaaaaaaa tambah seru aja nih epep akhirnya dipublish juga.duh pasti deh myungsoo itu kerjaannya nistain njess perasaan gaada manis2nya dia sama njess-_-gongchan jan over gitu ah malu,tuh yeol mulai ilfeel haha. andai dirikuhh yang digituin pasti udah waper/? dari dulu:’3 apalagi ada teman kecil yang datang membawa cinta monyetnya ke korea:v kau menggagalkan pertunanganku dan aku tetap mencintaimu ahh kubur saja aku mas!ini kesannya njess php in minho dan minho keliatan jonesnya hiks:’next dtnggu FIGHTING!!

  2. OMG ada minho kyaaa. mamfus sica masalahmu makin menumpuk#kalau_gua_tugas_yg_menumpuk
    maygot minho kamu posesif bgt sama sica!!jangab sampai lo ngancurin myungsica ya? kamu sama aku aja.
    ngakak bgt lihat myungsoo yg kekanakkan sama sica wkwkwkwk,sebegitunyakah? sica harus agresif lebih dulu dalam hal gituan!! ampon deh myungie.
    gimana ya kalau myungsoo tau kalau ada org masalalu sica bersamanya?? gak sabar bgt utk next chap,semangat ya chingu buat ff nya,dan kalau bisa di next chap word nya lebih banyak,lebih kicak,konfliknya nekan batun bgt-_-# hehehehhehe
    salam hangat chingu ♥♡

  3. Wahh ternyata udh keluar ya yg part 2 nya. Aku nungguinnya di blog author yg satunya, eh taunya di post disini. Tpi perasaan msh blm lega klo blm baca lanjutannya. Konfliknya makin kesini makin seru ajah.. Good dh pokoknya 👍 banyakin myungsica moment di next partnya y thor… Sekian & terimakasih 😁

  4. Eonniie bogoshipoyeo..new reader imnida..kkkk…q udh bca smu fanficmu….ideny unik..unt seterusny q akn ninggalin terus jejak q/?…i love minho oppa

Leave a comment