CoffeLovy |One ~ Sequel of JSBM

sym-coffelovy

Author : S.Y.M

Title : Coffelovy

Lenght: –

Rating : G

Genre: Romance, Litle Angst

Cast : Jessica Jung || Kim Myungsoo

Other Cast :

_Henry_Park Chanyeol_ Na Gongchan.

New Cast :

Still Secret

credit Poster

By Harururu98@Cafeposter  Thank You ^^

OST:

Give you the world ~ Kyle Kupecky

Sangat dianjurkan karena lagu ini sweeet bangetttt J

& & &

You’re my coffee and my sugar.

>

>

“Kau tidak bisa menikah sebelum Henry menikah , itulah keputusannya “ Tn Jung menatap satu-satunya putrinya.

Ya…ia hanya mempunyai satu putri yang menurutnya paling membangkang dengan segala tindak tanduknya. Kali ini meskipun ia berat melakukannya. Namun tidak ada salahnya bagi seorang Appa untuk mempertegas semua keputusan putrinya. Menikah diusia dini tidak mungkin untuk saat ini. Mengingat calon suaminya juga sama mudanya dengannya.

Sooyeon mendongak dan memasang wajah melasnya. Sebenarnya pikirannya pun tidak dipenuhi dengan keingingan untuk menikah. Namun ia hanya memikirkan bagaimana perasaan Myungsoo jika Appanya memutuskan untuk menunda pernikahan mereka.


“ Jangan menatapku seperti itu putriku sayang, Appa tidak akan mengubah keputusan Appa” Tn Jung masih menatap mimik yang berubah menjadi datar itu.

Ia tahu Sooyeon menggumam kecil , ia bukan tipe Appa yang akan menolak mentah-mentah permintaan atau keputusan Sooyeon . Namun ia akan memberi sedikit pelajaran untuk kedewasaan Sooyeon. Ya, ia hanya ingin Sooyeon lebih mengerti tentang kehidupan. Dia adalah putri kesayangannya. Dan sungguh sulit menahan diri untuk tidak ikut campur dalam kehidupannya selama 3 tahun masa SMA nya di Seoul. Berpisah jauh dengan hukuman yang ia buat sendiri pada putrinya. Hanya mengawasi dan tidak ikut campur dengan segala kesulitannya.

Ia patut bersyukur karena Sooyeon bisa melewati semuanya.

“ Baiklah Appa…seperti perjanjian kita, Kau boleh berharap, sedikit….hanya sedikit sekali aku bisa meneruskan perusahaanmu di Amerika, karena aku sudah memberi peluang Henry ataupun Edward sebagai penerusmu, sebagai gantinya apa aku boleh mengajukan diri sebagai penerus perusahaan Eomma di Seoul?” Sooyeon mengatupkan kedua tangannya dan mengedipkan matanya beberapa kali. Bermaksud merayu Tn Jung.

Tn Jung mendengus pelan. Bagaimana bisa ia menolak permintaan putrinya yang menggemaskan ini, meskipun usianya tidak lagi memungkinkan untuknya melakukan ekspresi wajah seperti ini.

“ Kau membuat keputusan sulit Honey…jika kau meminta perusahaan Appa, dengan senang hati Appa akan memberikannya, tapi jika kau meminta perusahaan Eomma, kau harus berjuang sendiri untuk mendapatkannya”

Sooyeon menurunkan tangannya. Wajahnya kembali datar dan menatap Tn Jung. Ya…ia lupa jika ia melirik perusahaan eomma tirinya. Sangat berbeda jika ia melirik perusahaan Appa kandungnya. Lalu apa masalahnya jika ia dengan suka rela menyerahkan haknya pada kedua saudaranya?

“ Kau merayuku untuk tetap tinggal di Amerika Appa?” mata itu memicing pada Tn Jung.

Tn Jung tersenyum, dia berdehem kecil .

“ Sedikit, Appa tahu kau akan teguh dengan pendirianmu, jadi berjuanglah dengan apa yang ditentukan Eomma mu, Arachi…” Tn Jung menyentuh puncak kepala Sooyeon lalu mengacaknya lembut.

Sooyeon melemas ketika Tn Jung meninggalkannya. Ia meniup poninya dan memikirkan kembali apa yang dikatakan Tn Jung padanya.

“ Apa aku harus membuat Henry menikah secepatnya?” gumamnya pelan..

“ Ah…itu tidak mungkin, Henry tidak akan menyetujuinya” ia menjawabnya sendiri.

 

“Selamat berjuang Sooyeon_ah”

Sooyeon menoleh cepat, suara itu berasal di pintu masuk ruang kerja Tn Jung, dia tak lain adalah Henry. Dengan senyum mengembang dan mata menyipit dia mengepalkan tangan untuk menyemangati Sooyeon.

“ Haahh…kau tidak akan membantuku” gumamnya pelan

“ Tentusaja, kau tahu bagaimana Appa, dia tidak akan membiarkanku membantu kecuali atas perintahnya”

“ Lalu kapan kau akan menikah?”

“ Entahlah…aku belum memikirkannya”

Sooyeon membuka matanya lebar, ia bersumpah ia ingin menendang Henry saat itu juga. Tidak perduli dia adalah Oppanya.

“Kau sudah bertunangan cukup lama Oppa, bagaimana mungkin kau tidak memikirkan pernikahanmu” Geram Sooyeon.

“ Karena jika aku menikah, kau juga akan menikah dengan Myungsoo” goda Henry.

Membuat Sooyeon terdiam saat itu juga. Baiklah…sepertinya ia akan menjalani masa-masa statusnya sebagai tunangan Myungsoo sampai mereka bisa bersatu di pernikahan. Semoga Myungsoo bisa menerima keadaannya.

Henry tersenyum dan merangkul pundak Sooyeon.

“ Karena aku begitu menyayangimu, rasanya sulit jika melihatmu menikah begitu saja di usiamu yang masih sangat muda, jadi berjuanglah…seperti yang kau lakukan sebelumnya” Henry mengacak rambut Sooyeon, seperti kebiasaannya.

Lalu meninggalkan kecupan hangat di dahi gadis itu. Masih sama seperti biasanya, ia tetap berusaha menjadi sosok Yunho untuk Sooyeon.

Sooyeon tersenyum , ya…dia memang harus berjuang untuk dirinya. Dan untuk hubungannya bersama Kim Myungsoo.

 

&             &             &

 

Seoul 1 Year later…

Sooyeon mengintip dari balik pintu kamar Myungsoo. Ia tidak berani masuk ke kamar itu karena terjadi sebuah pergulatan batin. Ia takut ia masuk disaat yang tidak tepat.

Ya, ia pernah terlalu semangat masuk ke kamar Myungsoo dan tanpa sengaja melihat Myungsoo yang sedang berganti pakaian. Akibatnya ia berteriak keras dan mengundang kedatangan Ahn Ahjumma lengkap dengan pemukul baseball di tangannya. Dia harus menanggung malu karena teriakannya adalah ulahnya sendiri.

Sooyeon menggelengkan kepalanya mengingat kejadian itu. Dia memastikan jika ia datang ke kamar itu hanya saat Myungsoo masih tertidur. Hanya saat itu saja.

“ Apa yang kau lakukan? Kau ingin mencuri barang di kamarku?”

Sooyeon melongo, ia mendengar suara aneh dari arah belakang. Dan ia sangat yakin itu suara pemilik kamar yang sedang intip. Dengan sekejap ia mendongak dan berbalik. Memberikan senyum termanisnya dan memikirkan alasannya berdiri di depan pintu kamarnya.

“ Husby…kau sudah bangun?” ucapnya garing.

Myungsoo mendengus, ia melemparkan handuk yang ia pakai untuk mengusap keringatnya.

“ Kau terlalu bersemangat” gumamnya pelan.

Sooyeon mendengus dan dengan cepat menghindari handuk bekas keringat Myungsoo darinya.

“Jorok” ucapnya lirih dan pasti terdengar oleh Myungsoo.

“ Penguntit” balas Myungsoo.

“ Hya!! Aku tidak menguntit, aku hanya berbaik hati ingin membangunkanmu , hanya itu saja”

“ Dan kau melakukannya setiap hari”

“ Tidak setiap hari, hanya jika aku mengingatnya saja” ia masih menyanggahnya.

“ hampir setiap hari kau mengingatnya”

Sooyeon terdiam, ia mengingat apa yang ia lakukan selama ini. Memang seperti itu lah pekerjaannya. Selalu mengganggu tidur Myungsoo.

Sooyeon merengut dan hanya menatap Myungsoo yang melepas sepatunya. Begitu pula Myungsoo yang menatapnya bingung.

“ Kau ingin membuntutiku sampai di kamar mandi?” ucapnya masih dengan kedinginannya.

Sooyeon terkesiap, selanjutnya ia merengut karena wajah dingin dan datar Myungsoo sama sekali tidak hilang meskipun mereka telah bertunangan , jangan ingatkan tentang pernikahan karena Appa Sooyeon.

“ Ya…aku ingin menggosok wajah datarmu itu dengan pembersih toilet” Balas Sooyeon geram.

Mengundang tatapan tajam dari Myungsoo, membuat Sooyeon mengkerut karena tatapan menyeramkan itu.

“ Ah..Husby…mian_”

GRAP

Sooyeon melebarkan matanya, wajahnya tegang seketika. Myungsoo benar-benar menahan lengannya dan menariknya untuk masuk ke dalam kamar mandi.

“ Dengan senang hati,…. kau bisa membantuku di dalam” wajah licik itu muncul seketika. Sangat tampan meskipun menjengkelkan.

Sooyeon berusaha untuk lepas namun sepertinya ia memang salah berbicara.

“ Andwae…Andwae….Andwae” teriaknya  Sooyeon terus berusaha merosot dan lari dari genggaman Myungsoo.

Myungsoo melepaskan tangannya lalu tertawa keras melihat eksperesi wajah Sooyeon yang sangat ketakutan. Sungguh menyenangkan baginya. Ekspresi menggemaskan itu muncul secara natural dan membuatnya otomatis begitu menyukainya.

“ Bbakka!” Myungsoo menyentil kening Sooyeon , mencium pipinya singkat lalu menutup pintu kamar mandi, membiarkan Sooyeon dengan wajah kakunya.

Ia terbatu karena kecupan singkat di pipinya. Dan Myungsoo benar-benar menyebalkan. Sangat menyebalkan karena wajah datar itu selalu bersikap tak terduga dan tidak terbaca olehnya .

“ Ya! Kenapa selalu mengeluarkan kata itu, kubilang aku tahu artinya!” teriaknya beberapa waktu setelah ia sadar dengan kalimat terakhir Myungsoo . Ia baru saja dikerjai oleh Kim Myungsoo.

.

.

.

Sooyeon melambai keras pada pria jangkung yang semakin tampan yang juga melambai tak jauh darinya. Siapa lagi jika bukan Park Chanyeol .

“ Kau datang sendiri?” pertanyaan itu mengalir seketika saat Sooyeon baru saja menginjakkan kaki selangkah dari tempatnya bediri.

“ Kenapa kau menunggu manusia aneh itu?”

“ Kau lupa jika kau juga punya keanehan , kalian adalah pasangan aneh” cibirnya.

Selanjutnya Chanyeol mengatupkan bibirnya seketika ketika merasakan hawa mencekam dari tatapan Sooyeon. Apa dia barusaja salah bicara? Ah…ya dia salah bicara jika tatapan Sooyeon menjadi horor seperti ini.

“ Baiklah…sepertinya aku salah bicara” ucapnya lirih dan dengan langkah cepat ia menuju meja mereka di kantin.

Sooyeon mendengus pelan dan melangkah di belakang Chanyeol. Membuat Chanyeol melemparkan cengiran khasnya , tak lupa kedua jari terangkat berbentu V sebagai permintaan maafnya. Bagaimanapun kedua makhluk aneh itu adalah sahabat terbaiknya.

“ Apa dia tidak masuk kuliah lagi hari ini?” tanya Chanyeol

“ Dia terlihat terburu-buru , mungkin ada pertemuan penting di kantornya”  Sooyeon menyeruput minuman milik Chanyeol yang entah sejak kapan berada di genggamannya.

“ Hahh…aku merindukannya….” ucapnya dengan tangan yang menopang wajahnya. Membuat Sooyeon menatapnya aneh.

“ Jaga bicaramu Park Chanyeol….Dia Suamiku, jangan berani-berani kau berselingkuh dengannya, “ ancamnya masih sama seperti saat mereka SMA.

Chanyeol mendengus, sikapnya tidak berubah sama sekali. Masih dengan bahasa anehnya, dan juga ancaman konyolnya.

“ Ayolahh… kau harus mengatakan padanya, aku merindukannya dan ingin bertanding basket bersama” rengek Canyeol, bermaksud memancing Sooyeon.

“ Park Chanyeol…jangan merengek padaku seolah kau  kekasihnya…” ucapnya melengking. Membuat Chanyeol tidak bisa menahan tawanya.

“ Baiklah…aku akan memintanya secara langsung, dia pasti menyetujuinya  , aku yakin dia butuh teman untuk bertanding basket”

“ Dia bisa bertanding basket denganku” Balas Sooyeon dengan kepercayaan dirinya.

“ Tidak mungkin, jangan menipuku, tidak mungkin kau sudah bisa berolahraga saat ini, aku tidak akan percaya” tawa Chanyeol sangat terdengar ia meragukan kemampuan olahraga Sooyeon, kenyataannya seperti itu memang.

“ Ya Park Chanyeol!” teriaknya.

Chanyeol terdiam, dia mengawasi keadaan sekitarnya karena teriakan itu spontan menjadi pusat perhatian para siswa di sekitar mereka. Ingat, mereka tidak hanya berdua di kantin kampus itu.

“ Haaahhh….kenapa aku harus memiliki teman sepertinya Tuhan…?” gerutu Chanyeol. Ia menutup wajahnya dengan loyang tempatnya makan siang.
“ Kau yang memulainya Park Chanyeol….” Balas Sooyeon dengan cengiran khasnya, tanpa perduli dengan tatapan jengah dari manusia sekitar. Memang seperti itulah Jung Sooyeon dan kebiasaan  buruknya.

,

,

Sooyeon menatap  kelinci-kelinci hasil regenerasi dari dua kelinci pemberian Gongchan . Ya, melihatnya teringat Gongchan akan selalu menjadi alasannya. Dia merawatnya sampai memiliki beberapa anak kelinci dan sekarang menjadi dewasa, sudah waktunya kelinci itu memiliki regenerasi lagi. Ia memainkan kelinci itu dengan memasukkan jarinya, mengganggu mereka seperti biasanya. Dan dia akan terkikik karena gerakan spontan dari kelinci-kelinci itu.

“ Aaa Menggemaskan” ucapnya.

Setelah selesai mengganggu kelincinya, ia memutuskan untuk menatap ke arah rumah Myungsoo. Ya, kebiasaan barunya adalah menunggu kepulangan Myungsoo.

Sejak memutuskan untuk konsentrasi pada perusahaannya, Myungsoo memiliki sedikit waktu untuk sekedar bersama Sooyeon di Kampus. Dia juga sering meninggalkan beberapa kelasnya dan hanya sedikit waktu yang ia habiskan di kampus. Ia harus menyesuaikan diri dengan perusahaannya. Seperti janjinya, dia akan mengurus perusahaan peninggalan orang tuanya itu. Sesegera mungkin meskipun ia masih duduk di bangku kuliah, ia juga sadar jika terlalu lama tidak perduli pada perusahaan adalah hal yang tidak baik. Sudah seharusnya ia mengenyampingkan beberapa kepentingan pribadinya demi konsentrasi pada perusahaan. Termasuk menunda pernikahannya dengan Sooyeon. Membuat umur pertunangan mereka menjadi panjang.

Sooyeon tersenyum kecil, sudah lebih dari 1 tahun ini ia berstatus sebagai tunangan Kim Myungsoo. Hal yang sungguh tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, bahkan sejak Myungsoo dengan berani melamarnya di depan Tn Jung, ia masih tidak mempercayainya. Ia beranggapan ada malaikat cinta yang merasuki Kim Myunsoo saat itu, sehingga seorang manusia datar, dingin dan kejam seperti Myungsoo mampu mengatakan kalimat yang…menggelikan pada Tn Jung saat itu.

Gadis itu terus terkikik dan memainkan kakinya, menendang beberapa kerikil kecil di depannya. Ia mengingat masa-masa yang ia habiskan selama di Seoul, sebelum ia menjadi tunangan Myungsoo tentunya.

TUK

Sooyeon mendongak, sesuatu mendarat di kepalanya dan itu terasa sakit. Sooyeon mengusap kepalanya dan bersumpah akan membalas orang yang melemparnya dengan kerikil itu.

“ HUSBY!” teriaknya setelah menemukan sang pelaku.

Tangan usil itu tidak bisa dibiarkan untuk menganggur apalagi di depan Sooyeon.

“ Apa kerikil itu berwajah aneh seperti kelincimu itu? kau terus tersenyum pada mereka”

Sooyeon mengernyit. Sontak ia menoleh pada kelinci-kelinci lucunya yang disebut aneh oleh Myungsoo. Hey,.. mereka lucu, bukan aneh. Kau yang aneh Kim Myungsoo.

“ Berhenti mengejek Kelinciku, mereka sangat cantik dan lucu” Sooyeon mengatupkan tangannya dan menunjjukkan wajah gemasnya pada makhluk cantik itu.

“ Eoh…aku seperti mengenal wajah mereka” Myungsoo berganti memperhatikan kelinci di dalam kandang.

Sooyeon mengikuti arah pandang Myungsoo dan memberikan tatapan penuh pertanyaan.

“ Dia mirip Na Gongchan” Ucap Myungsoo dengan wajah datarnya.

Demi apapun wajah datar , dingin dan tanpa dosa itu membuat Sooyeon ingin meninjunya.

“ Heol…dasar menyebalkan, apa kau merindukannya heuh? Sampai-sampai wajah kelinci itu terlihat sepertinya?” protes Sooyeon, jangan lupakan wajah jengkelnya karena kalimat dingin dan menusuk milik Myungsoo.

“ Any…aku merindukanmu”

DEG

Sooyeon mengedipkan matanya beberapa kali, ia terbatu, bahkan tubuhnya mulai kaku dan mungkin akan menjadi lemas seketika setelah ia melihat senyum yang dilempar Myungsoo setelah mengatakan kalimat aneh itu. Ia ingin tidur saat itu juga, tidak, ia ingin lari ke dalam rumah dan menyembunyikan wajah  memerahnya karena tersipu itu.

“ a.._a..” Sooyeon menunduk , ia sudah kehabisan kata-katanya.

Kenapa manusia menyebalkan ini berubah menjadi sangat tampan saat ini Ya Tuhan….

“ emhh…” Sooyeon menarik lengan Myungsoo.

Ia memutuskan untuk mendorong Myungsoo agar ia masuk ke rumahnya sendiri.

“ Lebih baik kau istirahat” Sooyeon masih mendorongnya sampai di depan pintu rumah Myungsoo.

“ Apa kau sedang menyembunyikan wajahmu yang tersipu itu?” Bagus Kim Myungsoo, kau membuatnya lebih memerah seperti tomat.

“Any..”

“ Kau menyembunyikannya”

“ Any…Husby, Any” Sooyeon menyembunyikan wajahnya dan tetap mendorong punggung Myungsoo untuk masuk ke dalam rumahnya.

Myungsoo tertawa, tingkah Sooyeon selalu membuatnya terhibur. Setidaknya rasa capeknya bisa terhibur dengan Sooyeon, selalu seperti ini, ingin melihat wajahnya, menggodanya, melihat ekspresi wajahnya saat marah, mendengar teriakannya, mendengar celotehan anehnya. Hal- hal yang selalu ia rindukan, dan ia sendiri tidak tahu bagaimana mengubahnya.

.

.

 

Sooyeon melirik sekitarnya, setelah menghabiskan dua cangkir kopi ia masih saja bertindak siaga. Dia terjebak di rumah Myungsoo. Masih dengan keputusan singkatnya yang akhirnya ia sesali. Alasan utamanya hancur setelah mendengar Ahn Ahjumma tidak ada di rumah Myungsoo hari ini. Ia berniat menumpang untuk makan malamnya hari ini, namun malah berakhir dengan menunggu Myungsoo sampai ia selesai mandi.

Dia ditahan dan hanya diperbolehkan meminum kopi untuk menahan rasa laparnya. Itupun di dalam kamar Myungsoo. Ya, jangan bertanya alasan lain dari kebiasaan Sooyeon yang bisa saja menghancurkan dapur Ahn Ahjumma jika dia tidak ada.

Myungsoo adalah orang yang paling menghawatirkannya. Kemampuan memasaknya yang masih dibawah standart bisa saja mengacaukan dapur kesayangan Ahn Ahjumma. Sebenarnya Sooyeon bisa memasak, hanya Myungsoo saja yang terlalu membesar-besarkan, itu keyakinan Sooyeon.

 

Sooyeon melirik tajam pada Myungsoo tepat setelah pria itu keluar dari kamar mandi. Sedangkan hanya wajah datar yang ia dapat. Tanpa ada rasa bersalah karena membiarkannya menunggu begitu lama sampai menghabiskan dua cangkir kopinya.

“ Kau mengunci kamarmu hanya karena tidak ingin aku memasak di dapurmu Kim Myungsoo?” ucapnya tajam, masih dengan picingan tajam namun terlihat menggemaskan.

“ Ye”

Sooyeon merengek, ia mengatupkan kedua tangannya dan memasang wajah melasnya.

“ Aku lapar..”

“ Aku baru selesai mandi, kau ingin aku memasak dengan keadaan seperti ini?” Myungsoo menunjukkan kaos basahan dan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut basahnya.

Sooyeon melebarkan matanya setelah sadar bagaimana penampilan Myungsoo, bukan hal lain selain tampan. Ups…dia menutup mata dan memalingkan wajah.

“ Dimana kunci kamarmu, aku akan buat kopi lagi” ia masih memalingkan wajahnya.

Myungsoo diam tak menjawab, membuat Sooyeon menoleh lalu ia spontan menutup mata dan kembali memalingkan wajah. Myungsoo sedang mengganti kaosnya, dasar menyebalkan.

CKLEK

Sooyeon membuka matanya setelah mendengar pintu itu terbuka. Selanjutnya ia melihat Myungsoo berbalik dengan tangan yang tiba-tiba menyerang keningnya. Begitu tiba-tiba sehingga membuat Sooyeon mundur selangkah dan menutup matanya.

“ Dasar penguntit” ucap Myungsoo lalu beranjak keluar kamar.

“Ya! KAU YANG MENGUNCIKU” teriaknya geram

Sooyeon membuka mata dan merasakan ada sesuatu yang menempel di keningnya. Tangan kanannya meraba dan melihat apa yang tertempel.

“ Ini_” Sooyeon tersenyum melihat apa yang tertempel di keningnya. Sesuatu yang ditempelkan Myungsoo dengan gaya menyebalkannya namun cukup membuat kejutan di akhirnya. Seperti biasa, Myungsoo selalu melakukan hal menyebalkan yang berujung ukiran senyum pada Sooyeon.

.

.

Sooyeon berdiri di sekitar Myungsoo, ia mengintip cara Myungsoo memasak sehingga tidak menimbulkan kecelakaan jika ia yang melakukannya.

“ APA KAU TIDAK INGIN DUDUK HEUH? KAU MENGGANGGUKU” teriak Myungsoo geram.

Sooyeon mengkerut, ia memicingkan wajahnya lalu berlari kecil memutar ke tempat lain. Ia beralih berdiri di depan meja dapur Myungsoo yang kebetulan tersusun seperti meja bartender.

“ DASAR MENYEBALKAN!” Teriak Sooyeon membalas,

“ Kau terus berteriak atau aku berhenti memasak?” ucap Myungsoo dingin, terlihat mengancam.

Sooyeon mendesis pelan, ia ingin membalas namun ia mengatupkan kembali bibirnya.

“ Baiklah…Mian…” ucap Sooyeon lirih dengan cemberut khas diwajahnya.

Membuat Myungsoo terkekeh saat melihat wajah lucunya. Hah…dia semakin merasakan degupan kencang di dadanya karena Sooyeon.

Dengan sengaja ia mengunci Sooyeon di kamarnya agar gadis itu tidak seenaknya berkeliling atau malah pulang ke rumahnya, sebenarnya ia hanya ingin memiliki waktu yang lama dengan Sooyeon meskipun hari ini hanya bisa ia gunakan untuk makan malam bersama saja. Menggoda Sooyeon seperti hari-hari kemarin. Dan ia juga menahan Sooyeon dengan memasakkan Ddeokbokki kesukaannya, agar jika Sooyeon tersipu ia tidak lari seperti kemarin malam. Kalian tau betapa licikya Kim Myungsoo kan.

Mata Sooyeon terbuka lebar ketika melihat panci berisi ddeokbokki diangkat oleh Myungsoo, ia bersorak dan menunggu di meja makan.

“ Yey…makan!” teriaknya, mirip seseorang yang baru melihat makanan.

“ Selamat makan!” ucapnya semangat namun dibalas dengan tatapan jengah Myungsoo.

“ Aku seperti baru saja memungutmu dari jalanan, apa kau tidak makan selama seminggu?” cibir Myungsoo.

“ Aku seperti pernah mendengar kalimat itu” gumam Sooyeon lirih.
“ Aaaaa…. Karena aku menyukai masakanmu Husby, meskipun tidak seenak Ahn Ahjumma, tapi sepertinya kau punya bumbu rahasia seperti Ahn Ahjumma, tapi kau pelit tidak mau membaginya denganku”  jawaban panjang dengan wajah penuh antusias dan bahagianya. Membuat Myungsoo terkekeh pelan.

“ Makan saja dan habiskan, rasanya semakin lama akan semakin enak, lebih enak dari masakan Ahn Ahjumma”

“ Benarkah?”

“ Eumm” Myungsoo mengangguk.

“ Aaah aku tidak percaya masakanmu bisa seenak masakan Ahn Ahjumma”

“ Hal itu bisa saja terjadi jika kau membuatnya dengan bumbu rahasia”

“ Heol…kau selalu menyebalkan, aku juga ingin bisa memasak jika kau membagi bumbu rahasianya ”

“ Tidak jika kau memasak di dapur ini, cari dapur lain”

“ Menyebalkan…menyebalkan…menyebalkan” Sooyeon melahap dengan cepat karena kekesalannya. Membuat Myungsoo terkekeh.

“ Kau bisa membuatnya lebih lezat jika melakukannya dengan cinta” sambungnya.

Sooyeon  menahan ddeokbokki yang hampir masuk mulutnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan terbatu. Apa yang baru saja ia dengar? Ia masih memikirkannya, rasanya kalimat itu masih berputar-putar untuk masuk ke saringan syaraf pengangkap nya. Sempat beberapa detik terbatu,  Selanjutnya ia menunduk dan memasukkan denggan paksa ddeokbokki itu ke dalam mulutnya.

“ Apa kau banyak pekerjaan akhir-akhir ini? Kau selalu salah bicara dan a_n_eh” Sooyeon menelan salivanya. Ia tahu betul Myungsoo bukan pria yang akan berbicara romantis seperti yang baru saja ia dengar.

“ Bbakka”

“ Hya!!!…kau masih sering mengatakan itu padaku? Lihat saja…aku tidak akan membagi ddeokbokki ini “ Sooyeon menarik panci ddeokbokkinya.

Ayolah…Myungsoo bahkan bisa membuatnya lebih banyak karena dia yang memasaknya. Dasar Sooyeon.

Myungsoo tersenyum melihat tingkah Sooyeon. Mungkin hal ini yang paling ia rindukan dari manusia aneh ini.

Dia benar-benar seperti gula…selalu manis. Terima kasih untuk malam ini Jung Sooyeon.

.

.

 

Sooyeon membuka matanya setelah merasakan ada seseorang  yang masuk ke dalam kamarnya. Tidak ada orang lain yang bisa melakukan itu selalin Myungsoo.

“ AAA “ Teriak Sooyeon setelah sadar siapa yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

“ A_Sedang a_pa kau Kim Myungsoo? Wajahmu jugga menyeramkan” gerutu Sooyeon.

Myungsoo menatap Sooyeon dingin tanpa bergerak ataupun beranjak dari tempatnya. Membuat Sooyeon sedikit bingung dengan tingkah anehnya di pagi buta seperti ini.

“ Wae? Apa ada sesuatu Husby?” Sooyeon menyingkirkan selimutnya, ia memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya. Mendekati Myungsoo.

Sedangkan Myungsoo masih berdiri dengan wajah dingin tanpa bergerak sedikitpun.

“ Wae?” Tanya Sooyeon lagi.

Myungsoo melihat Sooyeon, namun ia masih tidak bergerak dari tempatnya. Menunggu Sooyeon sampai benar-benar berada di dekatnya. Ia bisa melihat tatapan Sooyeon yang mulai khawatir dan takut.

“ Husby? “ Sooyeon menyentuh lengan Myungsoo, hanya sekedar memastikan bahwa sosok ini nyata bukan hanya bayangan karena sama sekali tidak bergerak.

Myungsoo menoleh dan menarik pundak Sooyeon. Ia mencium pipi  dan kening Sooyeon. Tentu saja mata itu terbelalak begitu saja.

Selanjutnya Myungsoo tersenyum dan mengacak rambut Sooyeon.

“ Sampai jumpa , jika kau lapar kau bisa memakan makanan yang ada di lemari esmu, dan kau harus menghangatkannya. Jangan menyentuh dapur Ahn Ahjumma selama dia tidak ada, gunakan dapurmu sendiri”

Sooyeon terdiam, ia mengedipkan matanya beberapa kali. Ia masih berusaha mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya jika masih ada yang tertinggal, tapi sepertinya ia sudah benar-benar sadar. Namun yang harus ia pertanyakan adalah, ada apa dengan Myungsoo.

“ Aku harus berangkat “

Myungsoo melempar senyumnya, lalu melambaikan tangan dan jangan lupakan tangan jahilnya yang kembali mengacak rambut Sooyeon sebelum ia benar-benar keluar dari rumah Sooyeon. Meninggalkan Sooyeon dengan kebingungannya.

“ Dia benar-benar aneh” ucapnya lirih.

Selanjutnya ia melirik tajam jam kecil yang terpasang di meja kamarnya. Ia ingin memastikan jika memang ia yang terlambat bangun sampai-sampai Myungsoo harus datang ke kamarnya.

“ Pukul 5 pagi?” pekiknya pelan

Kakinya spontan beranjak untuk berlari keluar rumah. Bermaksud mengejar Myungsoo yang baru saja berpamitan untuk pergi sepagi ini.

“ Husby?” ucapnya lirih , matanya menerawang mobil yang baru saja keluar dari halaman rumah mereka.

apa yang terjadi Kim Myungsoo?”

.

.

.

Sooyeon melihat jengah sekelilingnya. Banyak orang yang berlalu lalang melakukan pekerjaan mereka. Namun kali ini Sooyeon kehilangan semangatnya. Ia masih memikirkan apa yang terjadi pada Myungsoo sehingga mengatakan hal aneh pagi tadi.

Beberapa kali ia mengecek ponselnya. Bukan berarti ia bisa menghubungi Myungsoo. Bahkan biasanya pun ia jarang menghubungi Myungsoo saat bekerja. Tangannya sudah begitu gatal ingin mengirim satu pesan. Namun mengingat kebiasaan Myungsoo yang tidak pernah membalas pesannya, ia lalu mengurungkan niatnya.

“ Sooyeon_ah, apa kau sudah selesai dengan pekerjaanmu?”

Sooyeon mendongak, ia spontan meletakkan ponselnya dan berdiri, membungkukkan separuh badannya pada sosok yang berdiri di depan meja kerjanya.

“ Ye Nyonya Park” ucapnya .

“ Perbaiki pekerjaanmu segera, dalam waktu seminggu kau akan tergabung di proyek tebaru bulan ini”

Sooyeon mengangguk kecil lalu kembali membungkukkan badannya setelah Nyonya Park beranjak pergi.  Selanjutnya ia menhembuskan nafas panjang. Nasibnya tidak sebaik Myungsoo untuk menjadi penerus perusahaan keluarganya. Saat memutuskan untuk kembali ke Seoul dan menawarkan kesepakatan untuk menjadi penerus perusahaan sang Eomma tiri, beginilah hal yang harus ia tempuh. Ia menyembunyikan identitasnya sebagai putri pemilik perusahaan Fashion ini demi mendapatkan lebih banyak pengalaman dan pengakuan dari Eommanya. Dan ia tidak bisa lagi melirik perusahaan Tn Jung jika ia tidak mempunyai niat untuk menetap di Amerika, selmat tinggal kemewahan dan segala sesuatu yang bisa disiapkan Tn Jung dengan mudah di Amerika. Dan selamat untuk Henry serta adik kecilnya Edward yang bisa menjadi penerus perusahaan Tn Jung di Amerika dengan persiapan mulus mereka.

Gadis itu kembali mendengus ketika mengingat ponselnya. Sudahlah, ia memutuskan untuk tidak memikirkan Myungsoo hari ini. Mungkin hanya dia yang terlalu khawatir.

TING

Mata itu melebar, sontak ekspresi murungnya berubah ketika mendengar nada pesan di ponselnya. Tangan itu secepat kilat meraih ponsel yang sempat ingin ia buang itu.

Namun ekspresi bahagia itu tidak bertahan lama setelah tahu siapa yang mengirimi dia pesan. Seharusnya ia selalu ingat bahwa mengirim pesan lebih dulu adalah hal yang sangat luar biasa yang dapat dilakukan Myungsoo. Itu tidak mungkin.

From: Na Gongchan

)( anyeong Noona Barbie…J aku ada di luar gedung fakultasmu , bisakah kau menemuiku?

 

Sooyeon menarik nafas dalam, lalu mengeluarkannya kasar.

To: Na Gongchan

… Aku tidak di kampus, aku sedang Part Time…datang saja ke tempat kerjaku, aku juga sudah selesai.

 

TING

From : Na Gongchan…

L ….kau tidak kasihan dengan bocah tampan ini? Aku tidak tahu tempat kerjamu Noona L …aku sudah 2 jam menunggumu…….

 

Heoll…

Desisnya pelan.

“Bisa-bisanya Dia menggunakan banyak emoticon seperti ini? Dasar bocah…” gerutunya .

Dengan sangat terpaksa ia harus kembali ke kampusnya untuk bertemu Gongchan. Entahlah kenapa hobae menyebalkan itu tiba-tiba ingin bertemu. Ia mempunyai firasat buruk jika Gongchan merengek untuk bertemu seperti ini.

.

.

Na Gongchan terus melempar senyumnya. Senyum jahil tepatnya. Ia sudah berhasil membuat Sooyeon memutar balik rute nya. Seharusnya ia bisa langsung menyapa bantal kesayangannya dan tidur sepuasnya sampai pagi menyapa, namun ia harus menuruti Gongchan untuk kembali ke kampus dan menemaninya. Hanya menemaninya duduk di depan gedung fakultasnya seperti ini. Benar-benar hanya untuk menemaninya duduk.

“ Kau benar-benar melakukan ini padaku Heuh? Apa kau ingin ku tendang sampai kea tap gedung itu Heuh?” teriak Sooyeon. Kadar kesabarannya hanya bersisa 3% mungkin, sehingga emosinya akhirnya terpancing.

Gongchan mengerjapkan matanya karena wajah cantik Sooyeon berubah menjadi begitu menyeramkan padanya.

“ Hya…Noona…aku hanya sedang merindukanmu…Bogosippoo…kau tidak perlu semarah ini..” rengeknya pelan, jangan lupakan tangannya yang mengatup dan mata puppy nya yang mengingatkan Sooyeon akan 2 kelinci di depan rumahnya.

“ Kau menyita waktu tidurku Na Gongchan, dan kau juga memperpanjang rute perjalananku”

Gongchan melempar cengirannya.

“ Arasseo…Arasseo…Mian-mian “ Pintanya.

“ Katakan apa yang ingin kau bicarakan, Ppalli” ancam Sooyeon.

“ Aku ingin Noona membantuku “

Sooyeon melirik singkat Gongchan dan belum menunjukkan rasa tertariknya.

“ Antar aku ke rumah sakit”

“ Wae?”

“ Nan…Appayo”

Sooyeon menoleh cepat, ia menatap tajam Gongchan, tidak tatapan itu adalah tatapan terkejut dan menyelidik. Namun setelah beberapa lama menatap tajam Gongchan ia tidak menemukan bahwa bocah itu sedang bercanda dengannya. Apa dia benar-benar sakit? Atau dia masih dalam zona rencana jahil Gongchan.

.

.

.

Sooyeon beberapa kali menggelengkan kepalanya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia alami hari ini. Bahkan saat ini disampingnya masih ada Na Gongchan. Hobae yang menjadi fans beratnya.

Mereka berdua hanya duduk di ruang tunggu dengan kesunyian yang ada. Berulang kali ia melirik Gongchan yang hanya tertarik dengan game di ponselnya. Melupakan Noona Barbienya yang dengan seenak hati ia seret ke rumah sakit untuk menemaninya.

 

“ Dokter mengatakan ginjalku bermasalah dan aku harus selalu check up sampai aku siap untuk operasi “

Bahkan sampai sekarang Sooyeon masih menganggap Gongchan sedang mengerjainya.

Apa kau sudah mendapatkan pendonor yang tepat?” Tanya Sooyeon begitu hati-hati.

“ Ya, dan aku tinggal memperrsiapkan diri untuk operasi” Jawab Gongchan tanpa beranjak dari layar ponselnya.

Sooyeon mengernyit, ia mendengus pelan dan mengusap keningnya.

“ Ya Tuhan…Bahkan wajahnya masih menyebalkan”

“ Noona Wae?” Tanya Gongchan dengan beberapa kedipan matanya yang membuatnya semakin imut.
Sooyeon mendengus kasar. Ia memalingkan wajah.

“ MOLLA!!” ucapnya geram.

Sungguh ia tidak melihat rasa takut pada Na Gongchan, ia juga tidak segan untuk meminta Sooyeon mengantarnya ke rumah sakit. Sebenarnya terbuat dari apa isi kepala bocah ini? Suka sekali mengganggu dan tidak pernah menunjukkan hal lain selain ekspresi imut dan menyebalkan itu.

“ Kau menghawatiranku Noona?” Tanya Gongchan setelahnya.

Sooyeon masih terdiam, ia memilih untuk melihat jalanan di samping kanannya.

“ Hemh..Na Haeryeong tidak tahu tentang hal ini, jadi kau harus merahasiakannya”

Sooyeon menoleh dan memicingkan matanya pada Gonghcan.

“ Kenapa aku harus melakukan itu untukmu? Kau sangat menyebalkan” ucapnya sarkastis

“ Orang tuaku juga tidak tahu”

Sooyeon semakin tajam menatapnya.

“ Michiosseo…!!! Operasi harus ada persetujuan Wali , bagaimana mungkin kau sakit dan tidak ada yang mengetahuinya?”

“ Mereka tidak perduli, saat ini Pendidikan Noona yang sedang diperhatikan Appa, dan mempesiapkan diri untuk Noona di perusahaan, tahun depan adalah giliranku untuk bersiap masuk ke perusahaan Appa, aku ingin melakukan ini sendiri tanpa ada yang mengetahui”

Sooyeon membuang nafas frustasi.

“ Heol…aku mencium hal yang mencurigakan akan terjadi padaku” ucapnya curiga. Mengundang sebuah cengiran dari Gongchan.

“ Aku berencana untuk membuatmu menjadi waliku”

“ WHAT?  Shireo, kau harus mengatakannya pada Orang tuamu, setidaknya mereka tahu jika kau sakit, mereka bisa memberikan perhatian lebih padamu”

“ Itu tidak akan berpengaruh, dari dulu perhatian mereka adalah Na Haeryeong, kau tidak kasihan padaku Noona Barbie?” Gongchan mengatupkan tangannya, mengedipkan mata bebberapa kali.

Sooyeon menatapnya jengah. Ia sedang berfikir alternatife lain untuk membantu Gonghcan. Sementara untuk menjadi Wali ia tidak mungkin meminta bantuan Tn Jung. Ia tahu betapa lurusnya sebuah aturan jika itu Tn Jung. Dia pun tidak mungkin menjadi seorang wali.

“Henry” gumamnya pelan.

“ Yess…Henry Songsaengnim” Gongchan melempar senyumnya. Mengundang kembali tatapan jengah Sooyeon pada bocah menyebalkan ini.

“ Misi selanjutnya adalah, kau harus membantuku untuk masuk ke universitasmu, A__a, tidak ada penolakan, aku tahukau cukup pandai untuk bebrapa test”

Sooyeon mengatupkan bibirnya, bagaimana mungkin kalimatnya terkunci begitu saja bahkan ia belum mengucapkannya.

“ Kau harus belajar pada Kim Myungsoo”

“ Jika Suamimu itu yang mengajariku, aku tidak bisa berdekatan denganmu Noona”

Lagi-lagi Gonghcan berbicara ngelantur padanya.

“ Heol, kau mempunyai Noona yang cukup pintar untuk mengajarimu “

“ Hfuh…sudah kukatakan aku ingin terlihat dengan usahaku sendiri tanpa melibatkan mereka “

“ Dan aku yang menjadi sasaranmu”

“ Tentu…Suamimu tidak akan berani merebut Noona Barbie dariku hahahaha…”

Sooyeon mendengus. Ia melihat jam tangannya dan ia sudah terlambat banyak jam untuk menyentuh bantalnya.

Gongchan melempar senyumnya setelah bus yang mereka naiki hampir berhenti di tempat terdekat dari rumah Sooyeon.

“ Gomawoo Noona, Sifatmu tidak pernah berubah “ Ucap Gongchan tepat saat Sooyeon beranjak untuk berdiri.

“ What ever”

“ Jangan menanti Manusia aneh itu jika dia tidak pulang cepat “ ucapnya setelah Sooyeon benar-benar akan melangkah.

Kalimat yang membuat Sooyeon menoleh cepat dan memicingkan matanya.

“ Mworago? Kenapa berkata seolah kau adalah pacarnya? Kau berselingkuh dengan Husby?”

Gongchan membuang nafas kasar, ia benar soal sifat yang tidak berubah. Bicaranya tetap ngelantur dan aneh.

“ Entahlah…aku hanya ingin mengatakannya saja, Dia tidak menarik untuk dijadikan selingkuhan, aku terlalu cantik untuknya” jawabnya jengah.

“ Awas jika kau menyentuhnya” ancamnya, ia segera berlari ke arah pintu bus untuk turun. Matanya masih memicing dan terlihat menggemaskan bagi Gongchan. Sedangkan bocah itu melambaikan tangannya dari dalam bus.

.

.

Sooyeon selesai untuk membersihkan diri, dia berfikir tentang kalimat Gongchan tentang Myungsoo. Dan ia ingin membuktikan jika Myungsoo sudah seharusnya sampai di rumahnya. Dia berjalan lambat untuk keluar dari rumahnya sendiri, pandangannya seketika tertuju pada rumah Myungsoo yang tak jauh dari jangkauannya. Selanjutnya ia berpaling dan memilih untuk mendekati kelinci-kelincinya.

“ Kau hanya perlu bermain sebentar dengan mereka dan Husby akan datang seperti biasanya” ucapnya pada dirinya sendiri.

Tangannya sudah otomatis ia gunakan untuk menggoda kelinci-kelincinya. Ia tersenyum girang saat melihat tingkah mereka. Selalu seperti itu.

“ Kau  tahu? Aku bertemu dengan seseorang yang mirip denganmu, dia yang memberikan Appa Eommamu dulu padaku, emmm panggil dia Haraboji …” ucapnya gemas pada kelincinya.

“ Hemh…aku rasa memang kalian sangat mirip dengannya” imbuhnya.

Sooyeon kembali melihat kea rah  rumah Myungsoo. Dia piker dia sudah cukup lama bermain dengan kelinci-kelincinya, tapi Myungsoo belum juga datang seperti biasanya.

Ia mendengus dan mengerucutkan bibirnya. Ia mencoba untuk berfikir jernih jika saja Myungsoo tidak pulang ke rumahnya, Apa pekerjaannya begitu banyak dan dia sedang mengalami masa sulit di perusahaannya? Seharusnya ia berfikir tentang kelulusannya di universitas, bahkan dia tidak sempat untuk sekedar absen di kampus. Mungkin dia bisa terancam DO jika terus absen.

Detik berikutya, kaki itu perlahan melangkah ke arah pandangannya. Ya, kakinya melangkah ke rumah Myungsoo. Ia ingin memastikan jika yang dikatakan lelucon oleh Gongchan tidak benar. Hanya memastikan .

CKLEK

Sooyeon mengernyit, lampu rumahnya pun tidak menyala. Ahn Ahjumma pasti sedang tidak ada dir umah. Lalu pemilik rumahnya juga belum sampai.

“ Bocah kelinci itu benar”

Kakinya kembali melangkah kea rah kamar Myungsoo. Ia membuka perlahan pintu kamar itu. Dan hal yang sama ia temukan yaitu kamarnya dalam keadaan gelap.

Tangannya meraba sakunya, meraih ponsel dan bermaksud untuk menelepon Kim Myungsoo, namun selanjutnya ia mengurungkan niatnya. Selalu seperti itu. Ia hanya takut jika ia menelepon disaat yang salah.

Drrt…drrt…drrt…

Sooyeon segera mengecek ponselnya, sebuah panggilan masuk dan semakin membuat matanya membulat sempurna.

“ K_Kim MMyung_So?”

Sempat terbatu beberapa detik lalu jarinya segera menggeser tombol hijaunya.

“ Yoboseo” ucapnya masih dalam posisi terkejut.

//” Hai penguntit”//

.

.

.

//”Yoboseo?”//

Myungsoo tersenyum, ia tahu jika suara gadis disebrang sana pasti dalam keadaan terkejut.

“ Hai penguntit”

1

2

3

//” YAK! Aku tidak menguntit” // teriaknya .

Myungsoo kembali terkekeh, bahkan jarinya juga menghitung reaksi Sooyeon pada kalimatnya.

“ Kau berada di rumahku bukan? Jangan katakan kau berada di kamarku” tebaknya. Ia bisa memastikan jika tebakannya benar.

//” Apa kau memasang CCTV di rumahmu? Kau tahu jika aku sedang di kamarmu? “ // ucapnya sedikit berlebihan. Bisa dibayangkan oleh Myungsoo jika Sooyeon sudah menoleh ke segala penjuru untuk mencari letak CCTV yang ia maksud.

“ Tidak, itu kebiasaanmu”

//” Any…aku melakukan itu jika aku mengingatnya”//

“ Kau mengingatnya setiap hari”

.

.

Sooyeon mendengus pelan, ia mengentakkan kakinya lalu beranjak keluar dari kamar Myungsoo.

//” Kau bisa tidur di kamarku jika kau merindukanku” //

DEG

Sooyeon menoleh cepat ke pintu kamar yang  baru saja ia tutup. Selanjutnya ia menoleh ke segala penjuru untuk mencari kamera CCTV yang ia curigai. Ia benar-benar curiga Myungsoo meletakkan CCTV di rumahnya.

“ Any..aku tidak merindukanmu”

//” Benarkah?” //

“ Eum!” ucapnya mantap.

//” Baiklah…pergilah ke rumahmu dan jangan masuk ke rumahku selama aku tidak ada di rumah, kau mempunyai kemampuan untuk merusak benda-benda berharga, termasuk rumahku” //

Sooyeon terlihat berfikir, ia menunduk dan memainkan kakinya.

“ Apa kau sedang mengalami masalah di perusahaan? Kau tidak pulang ke rumah? Berapa lama?”

.

.

//” Apa kau sedang mengalami masalah di perusahaan? Kau tidak pulang ke rumah? Berapa lama?”//

Myungsoo menunduk setelah mendengar pertanyaan itu, hal sulit yang harus ia katakana akhir-akhir ini adalah ketia mengatakan ia harus pergi untuk waktu yang lumayan panjang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan entah kenapa mengatakan hal itu sangat sulit jika ia tengah berhadapan dengan Sooyeon. Cukup berlebihan memang, ia hanya harus pergi selama 1 bulan dan ia begitu sulit untuk mengatakannya pada Sooyeon.

“ Y_Ye”

//” Baiklah…jika kau tidak ingin mengatakannya, aku akan menunggumu , kapan Ahn Ahjumma kembali?”//

Myungsoo memutar mata jengah.

“ Kau bertanya tentang Ahn Ahjumma? Kau memanfaatkan keadaan saat aku tidak di rumah?”

//” Aku hanya membantunya menghabiskan masakannya saat kau tidak ada, bukankah aku sangat baik hati?”//

“ Aku akan kembali bulan depan, jadi jangan mengganggu makanan Ahn Ahjumma” Myungsoo mendengus pelan, hanya untuk mengatakan hal itu dia harus mengumpulkan seluruh nafasnya. Ia sudah terbiasa bersama Sooyeon , kali ini dia yang harus menjauh demi hal lain yang sedang ia pentingkan. Mungkin seperti itulah perasaan Sooyeon saat ia memintanya untuk tetap tinggal di Seoul.

Selama ini ia hanya memikirkan, tidak untuk merasakannya. Saat ini dia benar-benar merasakannya. Berada jauh dari orang yang ia sayangi dan juga berada jauh dari orang yang menyayanginya. Berjuang demi hal lain.

//” Aaah…jadi kau membangunkanku sepagi itu dan tidak mengatakan apapun tentang urusanmu?”//

Myungsoo tersenyum. Bagaimana mungkin ia bisa menjawab ia tidak bisa mengatakan ia akan meninggalkannya selama sebulan karena pekerjaan. Hal sepele yang membuatnya terlihat bodoh.

“ Apa kau merindukan Appamu? Kau merindukan Eomma tirimu? Kau merindukan Henry? Apa kau juga merindukan adik tirimu? Apakah seperti ini rasanya ?” kalimat panjang ini sontak membuat Sooyeon bungkam.

//” Wae? Sepertinya penyakitmu kambuh Husby, aku merasakan saat ini kau sama seperti waktu itu, kau sedang merindukan orang tuamu?”//

Myungsoo menunduk dan tersenyum. Ia tidak mendapatkan jawaban dari serentetan pertanyaannya. Seperti itulah Sooyeon, menyembunyikan hal seperti ini dan selalu terlihat tegar. Dia lebih banyak memikirkan orang lain dari pada dirinya sendiri.

“Ye…aku merasakannya, saat harus jauh dari orang-orang yang menyayangi kita, ternyata cukup sulit meskipun dalam waktu yang tidak lama seperti ini”

//”…”//

“ Bogoshippo Sooyeon_ah”

//”…”//

“ Ya! …Sooyeon_ah? Kau mendengarku? Apa kau tidur?”

//”…”//

Myungsoo menutup teleponnya. Ia mendengus kasar, mungkin kalimat terakhirnya tidak terdengar oleh Sooyeon. Dia terlalu cepat untuk bermain ke dunia mimpinya. Gadis itu selalu membuatnya jengkel sekaligus gemas dengan hal-hal seperti ini. Dia mudah sekali tidur.

Itulah sebabnya kau mirip dengan Kopi Jung Sooyeon, saat hangat dan dingin dia tetap nikmat” _KIM MYUNGSOO_

 

_coffeLovy_

 

NEXT CHAPTER…

 

Sooyeon memperlambat langkahnya, ia mengedipkan matanya beberapa kali. Kali ini dia benar-benar menghentikan langkahnya ketika seseorang yang membuatnya terbatu kali ini berjalan ke arahnya.

“ Hai…Jung Sooyeon”

Sooyeon terbatu, dengan cepat ia menoleh sekelilingnya.

“ Urimaniya …”

Sosok itu menarik dagu Sooyeon agar ia menghadap kepadanya. Mata itu membulat sempurnya, Oh tidak , ini sangat buruk jika ia tengah berada di tempat kerja part timenya, seharusnya ia tidak bertemu dengannya disini.

“ Se_sedang apa kk_au _?”

Kalimat itu terpotong tepat saat sosok itu menarik tangan Sooyeon dan memeluknya.

Sooyeon terpejam takut, ini benar-benar buruk , bagaimana mungkin ini terjadi saat ia sedang berusaha untuk terlihat baik di hadapan Nyonya Park?

Mati kau Jung Sooyeon.

 

TBC….

 

 Anyeong…^^

aku kembali setelah buat kalian lama menunggu ya …:( Mian, udah lama menunggu dan hasil yang kurang pula.

Ini aku anggap awal aku aktif lagi deh. 🙂 Semoga kalian memaafkan author yang satu ini 🙂

Aku tunggu respon kalian untuk sequel ini. Mungkin tidak sepanjang JSBM, tapi kalau cuma segini kurang puas aja buat Sequelnya.

Dan …jangan lupa untuk berkomentar ya…:) Really want…:)

Komentar kalian mungkin jadi semangat untuk aku lanjut Chapter selanjutnya 🙂

 

Gomawooo 🙂

 

34 thoughts on “CoffeLovy |One ~ Sequel of JSBM

  1. anneyeong… maafin readers mu ni thor,krn bru bisa bc ff ni dgn penuh…
    wah stelah prmintaan hari itu,tryta gk gmpang yg bkin mreka mnikah,waduh sudah setahun loh tunangan. ayo dong myungsica jgn lama2 ntar mlah gk jdi. mreka pisah sebula? kjadian apa yg bkal trjdi ketika mreka pisah…
    nah yg trakhir itu siapa? ibu tirinya soyeon y?
    next ditggu y thor…

  2. hai aku readers baru..
    huaaaa myungsica..aku krissica shipper tp knp stlh mmbca ff ini aku jd suka myungsica..

    ff nya keren thor,bsa ditmbh lg tdk kkonyolan sica unnie nya?itu mmbuat lucu #hhe
    next chapt ditunggu thor

  3. hai aku new readers,mohon bantuannya chingudeul
    kya sosweet bgt yak myungsica bikin gua iri aja ~T_T~.
    yah tapi myungsoo kerja di tempat lain,hati2 lo nanti gongchan nekong#apaini
    abaikan berharap bgt dipart selanjutnya banyak scene kocak lagi wkwkwkwkwk
    semangat ya chingu utk ff nya yg super keren kocak sosweet dll ini
    salam hangat*^▁^*

Leave a comment